Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Si Burung Besi yang Kehilangan Langit

7 Agustus 2020   21:26 Diperbarui: 9 Agustus 2020   06:02 1596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di periode April, tercatat jumlah kunjungan turun mencapai 87.44 persen. Atau secara komulatif turun sebesar 45.01persen (2.77 juta kunjungan) periode Januari-April 2020.

Jumlah kunjungan mempengaruhi jumlah hunian hotel. Di mana, Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel klasifikasi bintang di Indonesia pada April 2020 mencapai rata-rata 12,67 persen atau turun 41,23 poin dibandingkan dengan TPK April 2019 yang tercatat sebesar 53,90 persen. Selain itu, jika dibanding TPK Maret 2020, TPK hotel klasifikasi bintang pada April 2020 juga mengalami penurunan sebesar 19,57 poin. (BPS).

Apakah hanya dunia penerbangan di Indonesia? Tentu saja tidak. Berdasarkan laporan International Air Transport Asosiation (IATA) dalam laporan anisis mengenai Air Pasengger, Air Cargo Continued dan Air Lines finansial monitoring menjukan bahwa pada periode Covid-19 semua 3 kategori analisis di atas terjadi penurunan signifikan pada periode Juni 2020.

Analisis market pasengger menunjukan, pendapatan industri-penumpang-kilometer (RPKs) terjadi penurunan mencapai 85 persen year to year pada bulan Juni di banding kontraksi pada bula Mei sebesar 91.0 persen. 

Selain itu pengembalian tiket, rebound bahkan mencapai 100 persen yang di dominasi oleh penerbangan domestik. Penurunan penumpang yang terus turun sangat cepat dari seat-miles (ASK) yang tersedia di seluruh industri penerbangan dengan beban penumpang global mencapai titik terendah sebesar 57.5 persen pada bulan Juni.

Sumber IATA
Sumber IATA
Sumber. IATA
Sumber. IATA
Alhasil, pendapatan seluruh industri penerbangan Penumpang-kilometer (RPK) mencapai kontraksi sebesar 86.5 persen years to years pada bulan Juni dengan tekanan paling kuat ialah wilayah Asia -Pasifik (-76.4% years to years). 

Musim pandemi ini merupakan sebuah kejatuhan besar pada industri penerbangan global dengan penurunan RPK mencapai 12 persen. Pada Juni, RPK domestik bahkan mengalami penurunan hingga 67.6 persen yaers to years di bulan juni dengan perjalanan internasional dibatasi hingga menyebabkan penurunan angka penumpang sebesar 96.8 persen yeras to years.

Sementara dari sisi Air Cargo Continued, Kargo ton-kilometer (CTKs) di seluruh industri turun 17,6% years to years pada Juni setelah sebelumnya jatuh sebesar 20.1 persen di bulan Mei. 

Kondisi ini menjunkan kinerja yang realitf rendah sehingga angkutan udara kehilangan pangsa pasar dari total perdagangan dunia. Berdasarkan laporan ini juga diketahui bawah penurunan terbesar disumbang oleh kawasan Asia Pasifik, Eropa dan Timur Tengah.

Sumber. IATA
Sumber. IATA
Krisis kapasitas kargo yang tersedia di seluruh industri penerbangan ton-kilometer (ACTKs)juga terjadi penurunan sebesar 34,1% year-on-year (yoy), di mana hasil ini secara umum tidak berubah dari hasil pertumbuhan bulan Mei sebesar -34,8%. Indonesia sendiri memiliki kapasitas kargo yang bervariasi mulai dari peniriman ke Timur tengah yang turun sebesar 23,3 persen di timur tengah dan 53,5 persen di Amerika latin.

Penurunan jumlah penumpang yang cukup signifikan dan lemahnya lalu lintas perdagangan antar negara menyebabkan keuangan maskapai menjadi terancam di mana arus kas keluar beris dari 50 maskapai penerbangan mencapai 3.6 persen dari pendapatan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun