Mohon tunggu...
Odjie Samroji
Odjie Samroji Mohon Tunggu... Pendidik, Penulis, Founder : Albirru Indonesia Foundation

Ingin menjadi pribadi yang bermanfaat, karena sebaik-baiknya manusia adalah pribadi yang bisa bermanfaat bagi orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Negeriku Indonesia Lagi Marah,

1 September 2025   18:24 Diperbarui: 1 September 2025   18:24 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kemarahan Demonstrasn | Fot AI 

Indonesia sedang memasuki fase ujian besar. Gelombang demonstrasi yang terjadi di berbagai kota, kemarahan yang meluas, dan jatuhnya korban jiwa memang menyisakan luka yang mendalam. Namun di balik gejolak itu, ada secercah harapan yang bisa kita baca: rakyat Indonesia masih peduli, masih berani bersuara, dan tidak pasrah terhadap ketidakadilan. Dalam demokrasi, suara rakyat yang lantang bukanlah tanda kehancuran, melainkan tanda kehidupan. Inilah bukti bahwa bangsa ini masih punya daya kritis dan energi moral untuk menuntut keadilan sosial.

Langkah Presiden Prabowo Subianto yang akhirnya mencabut tunjangan DPR dan menghentikan berbagai fasilitas mewah bagi legislator dapat dibaca sebagai kemenangan moral rakyat. Meski terlambat, keputusan itu menunjukkan bahwa tekanan publik mampu menggoyahkan kebijakan yang tidak berpihak. Artinya, suara rakyat masih punya kekuatan nyata untuk mengoreksi jalannya negara. Ini bukan sekadar protes, tetapi momentum untuk mengembalikan arah politik agar benar-benar berpijak pada kepentingan rakyat banyak.

Optimisme juga lahir dari solidaritas yang tampak di jalanan. Mahasiswa, pekerja, masyarakat sipil, hingga kelompok ojek online bersatu menyuarakan keresahan yang sama. Mereka datang dengan latar belakang berbeda, namun memiliki tujuan yang serupa: menuntut keadilan. Persatuan ini menjadi energi positif bahwa Indonesia tidak akan mudah dipecah hanya karena perbedaan suku, agama, atau status sosial. Rakyat bisa bersatu ketika menyangkut kepentingan bersama. Dan sejarah sudah berulang kali membuktikan, setiap kali rakyat bersatu, perubahan besar akan lahir.

Tentu saja, kekerasan dan korban jiwa tidak boleh terulang. Justru dari tragedi ini, kita belajar bahwa reformasi kepolisian dan aparat keamanan menjadi agenda mendesak. Jika aparat mampu menahan diri dan pemerintah lebih terbuka mendengar aspirasi, maka jalan dialog bisa menjadi solusi yang lebih mulia ketimbang kekerasan. Di sinilah kita bisa optimis: bahwa dari krisis, bangsa ini akan semakin matang dalam berdemokrasi. Setiap kesalahan yang terjadi hari ini bisa menjadi pelajaran berharga untuk tidak diulang di masa depan.

Indonesia memang sedang marah. Tetapi marah yang lahir dari rasa cinta tanah air adalah bahan bakar perubahan. Marah yang terkelola bisa menjadi kekuatan membangun bangsa lebih adil. Kita tidak sedang berjalan menuju kehancuran, melainkan menuju kesadaran baru bahwa keadilan harus ditegakkan. Dari jalanan, rakyat sudah berbicara. Kini tugas para pemimpin adalah menjawab dengan kebijakan yang bijak. Jika momentum ini dimanfaatkan dengan benar, maka justru dari gejolak inilah lahir optimisme baru: Indonesia yang lebih berdaulat, lebih adil, dan lebih berpihak kepada rakyatnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun