Mohon tunggu...
Ahmad Ihwan Kamil
Ahmad Ihwan Kamil Mohon Tunggu... Musisi - apatis bersuara

Sekumpulan suara bisu yang menggema, saling bersahutan dalam senyap, lalu menjadi raungan di malam yang tak terbentuk.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Di Matamu Malam Berlalu

13 November 2021   16:39 Diperbarui: 13 November 2021   16:54 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di matamu malam berlalu, meninggalkan rintik yang tak lekas pergi, menggenangi tempat tercantik tubuhmu. Di Bibirmu kata manis terayun, melintasi kenanangan yang tertimbun. Entah apa kabarmu, menanti kabar yang tak pernah datang, mengharap siang pada sebuah malam yang panjang. Aku ingin kau berhenti menanti kedatangan senja di malam hari, sebab angin malam sedang tak asik, dia senang berayun kencang akhir-akhir ini. 

Perihal menanti, adalah pekerjaan yang kasar. Kadang seperti menunggu hujan di padang pasir. Lebih baik kau tidur, dan berdoa agar hujan datang. Rintik hujan akan mengantarmu pada sebuah pertunjukan mimpi dengan orang yang gagal mencintaimu atau siapa saja yang gagal kau cintai.

---

09 November 2021      


Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun