Paulus menghadapi banyak penderitaan, termasuk penganiayaan, pemenjaraan, dan kesulitan hidup (2 Korintus 11:23-28). Namun, ia tetap setia dalam pelayanannya.Â
Gereja dan pelayan Tuhan harus menyadari bahwa pelayanan sejati menuntut pengorbanan dan ketahanan iman dalam menghadapi tantangan.
Kemitraan dalam Pelayanan
Paulus tidak bekerja sendiri. Ia membentuk tim pelayanan yang terdiri dari orang-orang seperti Barnabas, Silas, Timotius, dan Lukas. Kemitraan ini memungkinkan pelayanan lebih efektif dan berkelanjutan. Gereja masa kini harus mendorong kerja sama antarpemimpin dan denominasi untuk memperluas dampak pelayanan.
Pelayanan Paulus selalu didasarkan pada kasih kepada jemaat. Ia sering mengungkapkan keprihatinannya terhadap mereka dan mendorong persatuan serta pengampunan dalam komunitas orang percaya (Filipi 1:8; Kolose 3:12-14).Â
Gereja masa kini harus meneladani sikap ini agar tidak hanya menjadi institusi yang kaku, tetapi benar-benar menjadi komunitas kasih yang saling membangun.
Kesetiaan pada Ajaran yang Benar
Paulus menegaskan pentingnya mempertahankan ajaran yang benar dan menolak ajaran sesat (Galatia 1:6-9; 2 Timotius 4:3-4). Di era modern, di mana berbagai ideologi dan ajaran baru bermunculan, gereja harus tetap berpegang teguh pada kebenaran firman Tuhan tanpa kompromi.
Paulus memanfaatkan surat-surat dan perjalanan misionarisnya untuk menyebarkan Injil. Jika ia hidup di zaman sekarang, mungkin ia juga akan menggunakan teknologi digital untuk menjangkau lebih banyak orang. Gereja masa kini harus mengikuti teladan Paulus dengan memanfaatkan media sosial, platform digital, dan berbagai sarana lain untuk pelayanan dan penginjilan.
Paulus tidak membuat jemaat bergantung kepadanya, tetapi membimbing mereka menuju kemandirian. Ia mengajarkan mereka untuk memiliki pemimpin lokal dan bertumbuh secara mandiri (Titus 1:5). Gereja saat ini harus memastikan bahwa jemaatnya tidak hanya bergantung pada figur tertentu, tetapi dapat berkembang dengan kepemimpinan yang matang dan alkitabiah.
Paulus tidak mencari keuntungan pribadi dalam pelayanannya. Ia bahkan bekerja sebagai pembuat tenda untuk mendukung dirinya sendiri dalam beberapa kesempatan (Kisah 18:3; 1 Korintus 9:12). Pelayanan gereja saat ini harus tetap berorientasi pada kemuliaan Allah dan bukan keuntungan finansial atau kekuasaan.