Dalam hidup ini tidak semua yang kita impikan akan menjadi kenyataan, karena memang hanya Allah yang Maha Mengetahui apa yang terbaik bagi hambanya. Begitupun masalah pekerjaan, tidak semua orang dapat menggeluti pekerjaan yang sesuai dengan keinginan mereka.Â
Jujur, saya pun demikian. Jika dikilas balik beberapa tahun lalu saya menyelesaikan pendidikan dari Diploma III Kebidanan, namun keinginan saya pada saat itu bukanlah menjadi seorang Bidan akan tetapi  impian saya adalah bekerja didepan komputer dan dapat melanglang buana ke seluruh penjuru dunia lewat dunia maya.Â
Oleh sebab itu, meskipun sudah lulus dari Diploma III kebidanan dan melakoni profesi Bidan di salah satu rumah Sakit Swasta di palembang, saya tetap nekat kuliah di jurusan Teknologi Informasi dengan biaya sendiri. Keputusan untuk bekerja sambil kuliah menurut saya adalah hal yang paling tepat untuk membangun kembali mimpi saya saat itu.
Meskipun jiwa saya ingin menjadi seorang programmer namun bukan berarti saya setengah hati menjalani profesi Bidan.Â
Saya berusaha sebaik dan seprofesional mungkin menjalani profesi ini, bahkan saya berpikir bagaimana saya bisa bekerja dengan mengkombinasikan kedua disiplin ilmu yang bertolak belakang ini, Kebidanan dan Teknologi Informasi.
Memasuki tahun ketujuh saya bekerja di rumah sakit tersebut, tibalah masa bagi rumah sakit untuk melakukan penilaian akreditasi rumah sakit.Â
Akreditasi Rumah Sakit merupakan standar penilaian kelayakan sebuah rumah sakit dalam melaksanakan pelayanan kesehatan pada masyarakat, dibuktikan dengan sertifikat akreditasi oleh KARS ( Komisi Akreditasi Rumah Sakit ).Â
Pada saat itu saya dimandat untuk menjadi sekretaris pokja Pelayanan Medis, dimana ketuanya adalah seorang dokter penyakit dalam.
Saya pun berusaha melewati setiap proses akreditasi ini dengan sebaik mungkin, mulai dari tahap persiapan berkas hingga wawancara langsung dari Tim KARS.Â
Tak jarang saya harus tidur hingga lewat tengah malam hanya demi menyelesaikan berkas-berkas akreditasi, tapi karena semuanya dilakukan didepan komputer maka saya pun enjoy dengan semua itu.Â
Bagi saya barada didepan komputer itu seperti sedang menggenggam dunia, karena informasi apapun diseluruh penjuru dunia dapat diketahui melalui internet. Terdengar lebay sih, tapi begitulah pemikiran saya saat itu.
Ketika penilaian akreditasi rumah sakit telah selesai dilakukan, alhamdulillah rumah sakit tempat saya bekerja telah berhasil lulus dengan paripurna.Â
Tim Akreditasi pun sangat bahagia karena dapat mencapai tujuan dengan baik, dan hal ini di apresiasi rumah sakit dengan memberikan reward bagi para Tim Akreditasi untuk tour ke Jakarta, bandung dan Yogyakarta. Ketepatan mencapai sasaran dalam dunia kerja adalah suatu hal yang luar biasa, kebahagiaannya sampai ke hati terdalam.
Setelah akreditasi berakhir, kami pun berhadapan dengan proses pemilihan Direktur Rumah Sakit. Â Ketua Tim Pokja Pelayanan Medis yang satu tim dengan saya ternyata berhasil dipilih menjadi Direktur Utama.Â
Dan tanpa basa-basi beliau pun menawarkan kepada saya untuk menjadi sekretarisnya. Wow, benar-benar rezeki nomplok pikir saya saat itu. Akhirnya keinginan saya untuk bekerja di belakang meja dan berinteraksi dengan dunia maya akan terwujud.Â
Karena sebelum itu saya hanya ditugaskan menjadi Bidan pelaksana di Kamar Bersalin, terbayang bukan kegiatan sehari-hari saya yang jauh dari dunia komputerisasi. Tanpa pikir panjang saya pun menerima tawaran tersebut dengan senang hati.
Meskipun dunia kesekretariatan adalah dunia yang belum pernah saya lakoni sebelumnya tapi berbekal keyakinan saya mulai belajar dari nol karena saya yakin everything is possible in this world.Â
Segalanya mungkin saja terjadi didunia ini, begitulah prinsip yang saya pegang. Saya menikmati kegiatan sehari-hari saya sebagai seorang sekretaris namun diluar jam kerja kantor, saya merangkap bekerja sebagai seorang asisten dokter Spesialis Kanker dan penyakit kandungan.Â
Jadi, ilmu dan skill saya dalam bidang kebidanan tetap saya gunakan sehingga kompetensi saya sebagai seorang bidan tetap terjaga dengan baik. Ditambah lagi beberapa teman sejawat bidan masih sering meminta bantuan untuk menolong persalinan jika mereka menemui kesulitan.
Dan pada saat menulis artikel ini profesi saya adalah seorang coder INA CBGs disebuah rumah sakit swasta bukan lagi seorang sekretaris....loh, kok bisa ?Â
Ceritanya panjang, semoga dilain kesempatan akan saya ulas habis ceritanya kenapa saya sampai pada profesi ini. Profesi yang menggabungkan dunia komputerisasi dengan kebidanan.
Dari sepenggal kisah perjalanan hidup saya ini, terbukti bahwa Allah maha mengetahui yang terbaik bagi umatnya. Profesi yang tadinya tidak begitu mengenai dihati saya ternyata justru membawa saya ketempat yang sesuai dengan passion saya. Segala sesuatu yang kita jalani dengan ikhlas dan sepenuh hati pasti akan memberikan kebaikan untuk diri kita sendiri.
Jadi, bagi kalian yang saat ini sedang menjalani profesi yang belum sesuai dengan keinginan kalian just enjoy it dan lakukan sebaik mungkin , maka suatu saat pekerjaan itu akan membawa kebaikan dalam hidup kalian.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI