Mohon tunggu...
Demianus Nahaklay
Demianus Nahaklay Mohon Tunggu... Announcer

Menjadi penyiar di radio adalah tugas mulia yang memungkinkan untuk mengedukasi, membangun persahabatan dan memberi solusi atas masalah sosial di masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tawuran Pelajar Ambon: Mencabut Akar, Bukan Memangkas Ranting

22 Agustus 2025   11:17 Diperbarui: 22 Agustus 2025   11:17 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar tawuran :Sumber :freepik.com/premium-photo/protesters-street_

Tawuran Pelajar Ambon: Mencabut Akar, Bukan Memangkas Ranting

Fenomena tawuran antar pelajar di Kota Ambon belakangan ini kembali mencuat ke permukaan. Peristiwa yang melibatkan siswa SMK tersebut tidak hanya menimbulkan keresahan masyarakat, tetapi juga memakan korban jiwa dan kerugian harta benda. 

Dampak tawuran Pelajar Ambon, Rumah wrga Hunut Terbakar. (Sumber : Tribun Ambon)
Dampak tawuran Pelajar Ambon, Rumah wrga Hunut Terbakar. (Sumber : Tribun Ambon)

Tragedi semacam ini seharusnya menjadi alarm keras bagi kita semua bahwa ada sesuatu yang salah dalam proses pendidikan anak. Namun sayangnya, ketika tawuran terjadi, yang kerap disalahkan justru guru dan sekolah. 

Padahal, permasalahan ini tidak bisa diatasi hanya dengan menebang ranting, melainkan harus diberantas hingga ke akarnya.

Akar dari persoalan tawuran sebenarnya terletak pada keluarga. Orang tua adalah pendidik pertama dan utama bagi anak. Dari rumah, anak belajar tentang nilai moral, etika, empati, serta cara mengelola emosi.

 Sayangnya, tidak sedikit orang tua yang menyerahkan sepenuhnya urusan pendidikan kepada sekolah. Mereka beranggapan bahwa guru adalah pihak yang bertanggung jawab penuh atas perilaku anak. Padahal, guru hanya memiliki waktu terbatas bersama siswa, hanya beberapa jam dalam sehari, dan itupun tidak setiap hari.

Jika kita jujur, porsi waktu anak di rumah jauh lebih besar dibanding di sekolah. Ketika anak pulang, bertemu dengan orang tua, berinteraksi dengan lingkungan sekitar rumah, di situlah sebagian besar pembentukan karakter berlangsung.

Jika dalam keluarga anak tidak mendapatkan teladan yang baik, perhatian, maupun arahan moral, maka guru akan sangat kesulitan untuk memperbaikinya hanya dalam beberapa jam pertemuan. Dengan kata lain, akar pendidikan karakter tetaplah ada pada orang tua.

freepik.com/free-photo/portrait-happy-family-using-tablet-computer-smartphone
freepik.com/free-photo/portrait-happy-family-using-tablet-computer-smartphone

Kecenderungan masyarakat yang mudah menyalahkan guru setiap kali ada tawuran perlu diluruskan 

freepik.com/free-photo/teacher-holding-english-class_26325907
freepik.com/free-photo/teacher-holding-english-class_26325907
Guru memang berperan dalam mendidik, namun tanggung jawab utama tetap berada pada orang tua. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun