Mohon tunggu...
Nurul Rahmawati
Nurul Rahmawati Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger bukanbocahbiasa.com | IG @bundasidqi | Twitter @nurulrahma

Halo! Saya Ibu dengan anak remaja, sering menulis tentang parenting for teens. Selain itu, sebagai Google Local Guides, saya juga kerap mengulas aneka destinasi dan kuliner maknyus! Utamanya di Surabaya, Jawa Timur. Yuk, main ke blog pribadi saya di www.bukanbocahbiasa.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Begini Cara Ibu Mertua dan Imam Hasan Al-Bashri Menghadapi Tetangga Problematik

9 April 2023   15:26 Diperbarui: 9 April 2023   15:28 754
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibu mertua saya bareng Sidqi, cucu kesayangan (dok. BukanBocahBiasa.com )

Kejadian kayak gini berlangsung terus-menerus. Dari raut mukanya pak Enakeco ga ada penyesalan se-jenthik pun. Bodoamat gitu dah, style-nya. Yang paling bikin kezel lagi, tuh mobil bekas kan bolak-balik kudu dipanasin ye. Raungan mesin dan asapnya, ya Salaaaamm, sungguh, kami (terpaksa) kudu menahan dan mengelola emosi jiwa nan membahana!

*

Sebenarnya, saya siap-siap aja buat ngasih tau ke keluarga satu itu. Tapiii, lagi-lagi dilarang oleh Uti alias ibu mertua. Beliau tuh emang tipikal perempuan alusssss, baik hati nan berbudi pekerti luhur. Nggak mau bikin "keributan" dengan tetangga. Walaupun si tetangga problematic-nya udah level kabupaten, Uti memilih untuk "panggil tukang dewe" dan artinya keluar duit dewe.

Aku kok jadi ingat dengan kisah Imam Hasan Al-Bashri. Beliau adalah tokoh ulama besar dari kalangan tabi'in yang hidup dengan sederhana. Hasan Al-Bashri tinggal di rumah susun bersama istri yang sangat ia cintai. Tepat di atas rumahnya adalah tempat tinggal tetangganya yang beragama nasrani. Kehidupan berumah tangga dan bertetangga di antara mereka sangat rukun dan tidak pernah ada gejolak.

Di dalam kamar Hasan Al-Bashri selalu ada ember kecil yang berfungsi untuk menampung tetesan air dari atap kamarnya. Sudah puluhan tahun ia menampung tetesan air tersebut lalu membuangnya jika sudah penuh dan menaruh kembali ember kosong untuk menampung tetesan air tersebut.

Sebenarnya, air apakah itu? Ternyata, air tersebut berasal dari kamar mandi tetangganya yang bocor! Rusaknya saluran air membuat air kencing dan kotoran tersebut merembes ke kamar sang Imam.


Apakah Imam Hasan Al-Bashri complain atau minimal memberitahu si tetangga? Ternyata tidak! Beliau khawatir fakta tersebut akan mengganggu kenyamanan tetangganya. Duh, beneran deh, ibu mertua saya sepertinya meneladani sikap Sang Imam.

Hingga suatu ketika Hasan Al-Bashri jatuh sakit dan tetangga nasraninya tersebut menjenguknya. Ia pun kaget saat melihat cairan najis dari kamar mandi yang merembes ke kamar Hasan Al-Bashri.

"Sejak kapan engkau bersabar dengan semua ini?" tanya tetangganya.

Awalnya Hasan Al-Bashri tidak menjawab, beliau hanya melempar seulas senyum. Setelah didesak, Imam menjawab "Sejak dua puluh tahun."

"Kenapa engkau tidak memberitahukan kepada kami?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun