Mohon tunggu...
Nurul Muslimin
Nurul Muslimin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Orang Biasa yang setia pada proses.

Lahir di Grobogan, 13 Mei 1973

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Antara Terorisme, Seni & Budaya

24 Oktober 2015   13:56 Diperbarui: 26 Oktober 2015   01:23 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Terorisme tidak hanya dibangun dari militansi ideologi tertentu, tapi sarat dengan berbagai motivasi nafsu keduniaan yang penuh dengan kepalsuan. Kekecewaan terhadap rejim tertentu, nafsu berkuasa, dan berbagai kepentingan nafsu-nafsu yang lain, yang semua itu bisa dibungkus 'indah' dengan keyakinan akan doktrin-doktrin agama. Meski sangat dangkal tafsir terhadap ayat-ayat 'langit', mereka tetap bersikukuh pada kesesatan. Karena alam bawah sadarnya dikuasai oleh gemuruh nafsu.

Pendekatan keamanan yang mengandalkan penekanan bersifat fisik, melawan keangkuhannya tak cukup membendung gelombang pola fikir sesat itu, karena dominasi nafsu yang kelewat massif! Bahkan disengaja dengan dalih dan argumen tertentu yang dikemas dan dimasukkan secara paksa dalam ranah fikir anak-anak muda, lebih-lebih dengan teknologi yang merasuki alam bawah sadar anak bangsa, indoktrinasi akan terus ada dan laten!

Nilai-nilai baik, normatif, etis, dan dekat dengan sifat kemanusiaan yang telah dikemas oleh leluhur kita dalam Seni dan Budaya bisa menjadi sebuah media yang menjembatani dan menggiring fikiran sesat itu pada ruang pemahaman 'indah' yang bernama toleransi, mengembangkan sifat-sifat kebaikan manusiawi, tanpa menyakiti yang lain.

Jika nilai-nilai kebaikan yang telah dikemas dalam ranah seni dan budaya oleh nenek moyang kita terasa usang, kuno dan ketinggalan jaman, maka kemasan baru sangat mungkin diciptakan dalam sebuah sentuhan kolaborasi dan persenyawaan antara yang klasik, tradisional dengan budaya modern. Upaya ini yang diharapkan bisa menyentuh 'ruh' kebaikan yang ada di setiap lorong sempit hati manusia. Maka daya cipta dan imajinasi kreatif yang lahir akan menjadi kebutuhan setiap orang yang mendambakan kehidupan bangsa yang aman, penuh toleransi, yang di sana kebaikan selalu muncul di setiap sudut hati manusia.

Itulah mengapa sajian sebuah pertunjukan Konser Kolosal Sumpah Pemuda 2015 digagas, diramu, dan disajikan kepada masyarakat, untuk membentengi gelombang hegemoni fikir sesat yang bernama terorisme.

Selamat menikmati dan merenungi...semoga bermanfaat!

Salam Budaya!

#LintasanIDE menjelang Peringatan SUMPAH PEMUDA 30 Okt 2015 #Prambanan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun