Mohon tunggu...
Nurulloh
Nurulloh Mohon Tunggu... Jurnalis - Building Kompasiana

Ordinary Citizen

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

53 Miliar Hanya untuk Menggaransi Tidak Ada Api dan Asap

18 Mei 2018   09:00 Diperbarui: 21 Mei 2018   15:16 814
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Regu pemadam kebakaran (RPK) berusaha memadamkan api yang membakar hutan dan lahan di area konsesi perusahaan APP Sinar Mas, Sumatera Selatan dalam rangkaian simulasi jelang Asian Games 2018/rul

Tetiba saja satu helikopter patroli yang terbang rendah turun tergesa-gesa di atas helipad milik PT OKI Pulp & Paper Mills di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan pada Senin (14/5) siang. Dengan segera tiga petugas berseragam oranye turun satu-persatu dengan membawa alat pemadam api ringan.

Mereka berlari menuju titik api yang sebelumnya mereka terima atas laporan dari tim pemantau. Dengan sigap mereka memadamkan api kecil tanpa menggunakan air, hanya semburan udara yang kencang.

Tak dinyana api membesar di titik lain yang jaraknya sangat berdekatan. Ketidakmampuan tim yang hanya terdiri dari tiga orang petugas lantas dibantu oleh belasan regu pemadam kebakaran (RPK).

Belasan RPK yang menyusul melalui jalur darat dengan menumpang mobil berlogo Mitsubishi itu bergegas membentangkan selang dan alat penyedot air guna memadamkan api yang membesar.

Proses pemadaman cukup memakan waktu, apalagi di bulan Mei ini memasuki musim kemarau. 

Dari arah jarum jam pukul 3 dari tempat saya berdiri terdengar suara baling-baling helikopter yang berbeda jenis dengan helikopter patroli pengangkut tiga RPK tadi.

Helikopter yang diketahui berjenis Super Puma ini membawa kantong berwarna oranye yang berisi air. Helikopter pabrikan Airbus Helicopters di Prancis ini dikenal tangguh dan dapat mengangkut air dengan kapasitas 4.000 liter.

Api yang tadinya mulai membesar tiba-tiba hanya mengeluarkan asap sisa pembakaran karena dijatuhi air dengan kapasitas besar yang dibawa oleh Super Puma. Tapi, bukan berarti pemadaman selesai.

RPK yang berada di lokasi terus memadamkan sisa api dan memastikannya sudah benar-benar padam. Apalagi, jika kebakaran terjadi di lahan gambut. Bisa jadi api di permukaan sudah padam, tapi belum tentu api yang di dalam tanah ikut padam.

Api, helikopter yang mondar-mandir, serta berlariannya RPK tadi hanyalah sebuah simulasi dari operasi penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang digelar perusahaan APP Sinar Mas di hadapan para wartawan dan bloger.


Komitmen APP Sinar Mas dalam menyukseskan Asian Games 2018 ini fokus pada pencegahan dan penanggulanan potensi kebakaran hutan di tiga kabupaten di Sulawesi Selatan yaitu Ogan Komering Ilir, Banyuasin, dan Musi Banyuasin.

Baca juga: Puing dan Arena Boling di Jakabaring hingga Sibuknya Bumi Sriwijaya.

Asian Games 2018 di Palembang, Sumatera Selatan digaransi tidak ada api dan asap yang disebabkan oleh kebakaran hutan dan lahan. No Fire, No Haze!

Hal tersebut diutarakan Head of Public Affair Sinarmas Forestry Region Palembang Iwan Setiawan di kawasan perusahaan PT. OKI Pulp and Paper Mil, Sungai Baung, Sumatera Selatan, sesaat sebelum simulasi digelar.

"Asian Games kita jaga agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti kata Presiden Jokowi bahwa Asian Games (di Palembang) bebas api dan asap," katanya.

Kebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan pada tahun 2015 yang membumihanguskan lebih dari 600 ribu hektar dan memiliki dampak asap hingga ke negara tetangga menjadi salah satu alasan kenapa dibentuknya program tersebut.

"Kebakaran hutan 2015 menjadi latar belakang APP fokus dalam program Fire Management dan menjadi komitmen dalam menyambut Asian Games 2018," kata Head of Fire Operation Management Sinarmas Forestry Region Palembang Mares Prabadi di tempat yang sama.

Garansi tidak ada api dan asap selama penyelenggaraan Asian Games 2018 ini ternyata memakan biaya yang tidak sedikit. APP SInar Mas menginvestasikan dana sebesar USD 3,8 juta atau setara dengan Rp 53 miliar (asumsi nilai tukar Rp 14.000/USD). Biaya tersebut khusus untuk menjamin Asian Games 2018 tanpa api dan asap. 

Karhutla yang terjadi mayoritas disebabkan oleh ulah manusia itu sendiri. Sedikit sekali yang disebabkan karena alam, seperti yang diungkapkan GM Fire Management APP Sinar Mas Sujica Lusaka bahwa masyarakat masih menggunakan api dalam kegiatan mencari ikan dan bertambak. Selain itu mereka masih menggunakan cara membakar untuk membuka lahan baru.

Melihat hal ini tentu tidak cukup jika hanya membuat program penanggulangan Karhulta saja. Diperlukan edukasi dan sosialisasi komprhensif demi tercapainnya tujuan bersama itu. Atau kata lainnya adalah langkah pencegahan.

Melalui program Desa Makmur Peduli Api (DMPA), masyarakat yang berada di sekitar kawasan konsesi APP Sinar Mas diberikan edukasi terkait pemberdaaan ekonomi, pemetaan parsitipatif, transfer teknologi, perlindungan dan penanganan kawasan hutan, pencegahan dan penyelesaian konflik dan kemitraan pemasaran produk.

Program ini akan terus bergulir sampai tahun 2020 dengan target 500 desa yang akan dibina. Kelemahan dalam pemasaran produk yang dihasilkan oleh anggota DMPA menjadi fokus para pengelola program ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun