Mohon tunggu...
Nurul Hidayah
Nurul Hidayah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ibu dua anak, PhD Student at Monash University Australia

Menyimpan jejak petualangan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Saat "Mama Minta Pulsa" Ada di Australia

3 September 2022   11:34 Diperbarui: 3 September 2022   18:34 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi scam (Pexels)

Beberapa waktu lalu seorang kawan yang tinggal di Melbourne mengunggah sebuah tangkap layar WhatsApp yang isinya berupa pesan dari seseorang yang mengaku sebagai puterinya. Katanya HPnya rusak sehingga ganti nomor. Ujung-ujungnya bisa ditebaklah. "Minta uang".

Ya, kasus semacam ini ternyata terjadi di mana-mana. Sejak tiba di Melbourne, tak terhitung saya menerima SMS, WA atau bahkan telpon yang isinya bisa dipastikan scam. 

Scam pertama yang saya terima adalah berupa telepon. Sang penelepon berbicara seperti robot. Saya diminta untuk mengikuti instruksi "tekan tombol itu ini di ponsel", jika tidak maka koneksi internet saya akan terputus dalam 24 jam.

Alih-alih mengikuti, saya matikan saja teleponnya. Kalau internet saya memang benar-benar mati, gampang! Saya tinggak datang ke kantor resmi provider kartu sim saya. Begitu pikir saya saat itu. Nyatanya sudah lebih dari 180x24 jam, internet HP saya lancar-lancar saja tuh.

Dalam kondisi kesadaran kurang dari serratus persen, kadang saya agak terpengaruh dengan SMS scam yang masuk. Suatu ketika, saya tengah menunggu tagihan tol berhubung saya masuk tol namun tidak membuat akun terlebih dahulu.

Seharusnya, jika kita tidak memiliki akun dan belum membayar, sebuah email akan masuk berisi penagihan lengkap dengan rincian perjalanan kita. Tagihan akan masuk ke email pemilik kendaraan.

Saat menunggu email tagihan tol, tiba-tiba ada SMS masuk. Isinya tagihan tol yang belum terbayar. Hampir saja saya mengklik link yang diberikan. Untung saja keburu tersadar bahwa tanggal perjalanan yang tercantum tidak sesuai dengan perjalanan yang telah saya lakukan. Nomor plat kendaraan juga tidak disertakan. Kalau tidak, bisa saja data-data finansial berhasil mereka dapatkan.

Sebuah situs resmi pemerintah Australia yang menangani urusan scam, mencatat sejumlah 125.528 kasus scam sepanjang tahun 2022 hingga tulisan ini diunggah. Total kerugiannya mencapai lebih dari 300 juta dollar. Itu yang terlaporkan. Bisa jadi ada kasus-kasus yang tidak dilaporkan.

Upaya pencegahan agar tidak masuk perangkap scammer memang langkah yang paling utama. Bisa dilakukan dengan cara tidak sembarangan mengklik link yang masuk baik lewat SMS, aplikasi maupun WA.

Lantas bagaimana kalau sudah terlanjur data-data kita masuk atau bahkan memasukkan sejumlah dana?

Berikut langkah-langkah yang bisa ditempuh:

1. Segera hubungi keluarga dan teman

Hal ini dilakukan agar keluarga dan teman-teman kita hati-hati seandainya ada yang mengontak mereka menggunakan identitas kita. Ini mirip dengan kasus-kasus pembajakan akun WhatsApp atau Facebook.

2. Segera ubah password

Segera ubah password jika masih bisa dilakukan.

3. Hubungi Pihak Bank

ika sudah terlanjur memasukkan nomor kartu debit bersama CVV ke link scam, segera hubungi pihak bank. Siapa tahu transaksi bisa dibatalkan oleh pihak bank.

Seorang teman malah pernah dihubungi pihak bank karena transaksi mencurigakan. Pihak bank mendeteksi adanya pembayaran sebanyak AU$ 90 setiap interval waktu tertentu dari akun teman tersebut. Selidik punya selidik ternyata kartu debitnya hilang.

Kartu tersebut mungkin jatuh ke tangan orang tak bertanggung jawab dan digunakan untuk transaksi pembayaran. Pembayaran dengan kartu debit di bawah AU$100 memang tidak membutuhkan PIN. Setelah melapor ke pihak kepolisian dan menemui pihak bank, pihak bank mengembalikan sepenuhnya uang yang hilang.

4. Lapor ke Pemerintah setempat

Melapor memang tidak serta merta dapat mengembalikan uang yang hilang. Akan tetapi, bila di kemudian hari ada kejadian negative yang mengatasnamakan kita karena identitas kita dicuri, hal ini bisa menjadi penolong bagi kita.

Selain itu, laporan kita dapat membuat orang lain ikut aware bahwa scammer ada di mana-mana. Bila kamu tengah berada di Australia, laporan bisa dilakukan melalui scamwatch.gov.au (situs resmi pemerintah).

"Mama minta pulsa" ternyata ada di mana-mana. Mudah-mudahan kita dalam keadaan sadar penuh saat menerima pesan atau telepon scammer.

Dengan demikian kita dapat mengontrol respons kita. Tapi hati-hati juga jangan sampai paranoid seperti saya. Saya sampai menolak saat ditanya student ID oleh seseorang yang menelpon yang mengaku perwakilan kampus. Eh ternyata memang benar itu perwakilan kampus yang tengah melakukan survei mengenai perkembangan studi. Jadi malu saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun