Mohon tunggu...
nurulazizah
nurulazizah Mohon Tunggu... Undergraduate Sharia Economics IPB University

Saya Nurul Azizah, mahasiswa aktif Ekonomi Syariah IPB University yang berkomitmen mengintegrasikan prinsip syariah dengan praktik bisnis modern. Dengan kemampuan komunikasi, manajemen waktu, dan adaptasi di berbagai lingkungan, saya aktif mengeksplorasi topik seperti inovasi keuangan syariah, pemberdayaan UMKM berbasis zakat-wakaf, serta pengembangan model bisnis halal yang berkelanjutan. Passion saya terletak pada kolaborasi riset dan proyek yang mendorong ekosistem ekonomi inklusif, di mana nilai-nilai Islam bertemu dengan solusi untuk menjawab tantangan pasar global.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Dari Limbah Menuju Berkah dengan Ekonomi Sirkular Islami

11 Maret 2025   12:04 Diperbarui: 11 Maret 2025   12:04 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Limbah bukan akhir cerita, melainkan awal berkah. Bayangkan, setiap hari, Indonesia menghasilkan sampah sebanyak 175 ribu ton. Angka itu setara dengan berat 17.500 gajah! Tapi sayangnya, sebagian besar berakhir di tempat pembuangan akhir, merusak lingkungan dan mengancam kesehatan. Padahal, dalam prinsip Islam, tidak ada yang sia-sia di dunia ini. Limbah bisa jadi berkah jika kita mau melihatnya dengan cara berbeda.

Ekonomi sirkular Islami menawarkan solusi. Konsep ini bukan sekadar daur ulang, tapi tentang menghidupkan kembali sumber daya yang terbuang, sesuai ajaran Rasulullah SAW: "Janganlah kalian menyia-nyiakan air, meskipun berada di sungai yang mengalir." (HR. Ibnu Majah). Artinya, segala sesuatu---bahkan yang terlihat tak berguna---harus dimanfaatkan dengan bijak.

Apakah limbah bisa menjadi emas?

Pernahkah Anda melihat tumpukan sampah di pinggir jalan dan berpikir, "Ini cuma masalah, harus dibuang!"? Tapi tahukah Anda, di balik sampah yang sering dianggap menjijikkan, tersimpan potensi besar layaknya emas yang belum digali? Limbah bukanlah akhir cerita, melainkan jadi awal dari kemakmuran jika kita tahu cara mengolahnya.

Di Yogyakarta, ada sekelompok ibu-ibu yang menyulap sampah sayur dari pasar menjadi pupuk kompos. Mereka menamai diri "Komunitas Hijau Berkah". Hasilnya? Tanah pertanian di sekitarnya jadi subur, panen melimpah, dan pendapatan petani naik.

Di Bandung, anak muda kreatif di komunitas "Plastik Karya" mengubah sampah plastik menjadi tas belanja dan dompet unik. Hasil penjualannya tak cuma membersihkan lingkungan, tapi juga membiayai sekolah anak-anak kurang mampu. Plastik yang tadinya mengotori sungai, sekarang dapat menghidupi mimpi.

Di pedesaan Jawa Timur, petani tak lagi membakar jerami setelah panen. Mereka mengolahnya menjadi pakan ternak atau biogas untuk memasak. Hasilnya? Asap berkurang, pengeluaran untuk gas juga hemat.

Seperti kata pepatah: "Sampah orang lain adalah harta bagi orang yang kreatif." Lalu, bagaimana dengan ekonomi sirkular islami?

Ekonomi sirkular islami: bukan cuma urusan sampah

Prinsipnya sederhana:

1. Jangan buang-buang! Islam melarang israf (berlebihan). Limbah makanan, misalnya, bisa diolah jadi pakan ternak atau kompos.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun