*Rintik pilu raut wajah itu
Seraya mengusap air mata yang jatuh
Ketahuilah hatinya sudah hancur
Retak dan tak tahan ingin rapuh
Walau tersumpal dengan hiruk pikuk keramaian
*Hanya kesunyian yang menyelimuti raga
Salju sudah turun dari perendungannya
Menutup dedaunan yang gugur dari rantingnya
Tatapan kosong dari celah embun di jendela
Masih belum beranjak dari tempatnya
Sakit selalu hadir dalam benaknya
*Tragedi itu
Mengingatkan pada kenangan melimpah ruah
Menggugah atma yang sesak
Terjungkal lipur darah yang mengalir
Sedih, sengsara, pasrah ingin menggenggam
Naas, jiwa sudah diambang sarat
*Sudahlah, sadarlah
Bercumbu dengan air mata takkan membawanya pulang
Jangan terlalu larut
Kau akan terbawa dan takkan kembali
Lepaskan semuanya berteriaklahÂ
Di selasar petangnya senja sang fajar
Biar kau bisa rasakan cahaya itu