Mohon tunggu...
dodo si pahing
dodo si pahing Mohon Tunggu... Buruh - semoga rindumu masih untukku.

Keinginan manusia pasti tidak terbatas, hanya diri sendiri yang bisa mengatur bukan membatasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ironi, Budaya Merokok dan Keinginan Jantung Sehat

28 September 2019   23:09 Diperbarui: 28 September 2019   23:25 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lihatlah sendiri ketika di suatu hajatan akan ada rokok yang sudah ketengan di gelas sehingga siapapun bisa  memanfaatkannya. Anak-anak pun boleh mengambil, menyalakan, kemudian menghisapnya ramai-ramai.  

Gaya hidup di kedai kopi ikut menjaga agar budaya merokok terus lestari. Mengapa kedai kopi diikutkan dengan penyebaran rokok? Karena kata mereka tidak afdol kala minum kopi tanpa merokok.

Jika pun ada yang hanya ingin menikmati kopi tanpa merokok di tempat itu harus siap menjadi perokok pasif. Atau jika tidak ingin terpapar rokok carilah waktu yang luang tidak ada pengunjungnya. Sehingga di sinilah kita harus pandai-pandai menjaga jantung kita, sebagai loko hidup. Karena kalau hanya mengharapkan uluran pemerintah agar perokok pasif tidak terpapar oleh perokok aktif seperti pungguk merindukan bulan.  

Rasanya seperti klise saja untuk memperingati hari jantung tiap tanggal 29 September,  kita hanya  berslogan. Semisal  jagalah jantung kita dengan tidak merokok, atau hidup indah tanpa merokok, atau bagaimana kau akan menyayangiku jika dirimu sendiri tidak kau sayangi. Memang eufimistis bukan?

Tetapi dari kesadaran yang selalu mengartikan bahwa hidup sehat itu mahal tidak ada yang mustahil suatu saat pemikiran yang waras akan dapat menyeimbangkan pendapatan rokok tidak menjadi penerima pajak  negara. Maka saat itulah kita  akan melihat suatu pemandangan yang ganjil kala melihat orang merokok.

(Pati, 28 September 2019)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun