hanya ode dari yang bukan apa-apa dan siapa-siapa
Aku mencoba mengingatmu lagi lewat aksara demi aksara yang harus ku eja
melalui beragam cerita dan tanda
jika kebesaranmu memang nyata
tanpa dusta
kau robohkan sekat primitif  bangsaku
kau anyam berpikir untuk selalu berpadan dengan teknologi
tanpa lupa illahi
wujud nusantara berperadaban hingga nanti
Sore hari mentari seakan enggan kembaliÂ
karena ingin menghantarkanmu ke peluk illahi
tangis pun apalah berarti mengingat jasamu pada negeri
hanya doa dan janji ikhlas kalau kau selalu di hati
harapan dan perjuanganmu mengangkasalah selalu agar kitaÂ
bisa melihatmu selalu
beribu kata tiada cukup menggambarkan dirimu
putra terbaik negeri ini yang telah memberiÂ
warna seluruh etalase dari Aceh sampai Papua
(Pati, 12 September 2019)