Mohon tunggu...
Nursukma Asih
Nursukma Asih Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Keluarga Sejahtera bersama Pemimpin yang Kompeten

24 Februari 2019   10:26 Diperbarui: 24 Februari 2019   11:10 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Psikologi modern jelas tidak memilikijawaban-jawaban terhadap pertanyaan-oertanyaan ini karena memang barat tidak berhubungan dengan pertanyaan dasar tentang eksistensi manusia. para sefisme telah menelaah secara mendalam tetang kedua pertanyaan itu. Hanya saja tidak banyak dari masyarakat indonesia yang mau meluangkan waktu untuk membaca buku.

Program apa sih yang sesuai untuk masyarakat indonesia dalam mewujudkan program keluarga harapan (PKH) yang dapat memutuskan rantai kemiskinan keluarga indonesia agar mereka dapat hidup sehat, sejahtera dan berpendidikan. Masyarakat indonesia pasti sangat mendambakan keluarga harapan. 

Dimulai dari masyatrakat kecil yang hidup serba pas-pasan yang hidup dengan bercocok tanam yang mengeluhkan harga pupuk yang semakin lama kian menjulang tinggi, belum lagi jika panen mereka gagal mereka harus menanggung hutang atas pupuk-pupuk yang dibeli secara kredit serta biaya pendidikan bagi putra-putri mereka yang terus menerus mengalir, biaya seragam,buku dan sebagainya. Merekalah yang seharusnya menjadi sorotan pemerintah dan para memimpin untuk membangun masyarakat yang sejahtera.

Pemimpin yang berpotensi harus berani membuat gebrakan atau inovasi baru.

Dalam program untuk pelajar SD yang masih di tahap usia dini mungkin tidak perlu memakai seragam saat pembelajaran, kenapa demikian karena selama 12 tahun ini kita dituntut untuk berfikir seragam tidak ada pengembangan di dalam setiap diri individu, jika di usia SD kita tidak diseragamkan, kita tampil memakai apa yang kita punya, ketika anak seorang petani miskin maju menceritakan pengalaman liburannya mereka akan dengan bangga menceritakan liburannya di isi dengan membantu orang tua berjualan, menanam padi atau membajak sawah dengan banggga. 

Tidak hanya ikut-ikutan temannya yang lebih berkecukupan dalam hidupnya jadi mereka akan lebih bisa dalam mengekspresikan dirinya sendiri, lebih bisa memunculkan ide-ide kreatifnya. sehingga Anak-anak di usia SD bisa memunculkan fasionnya di usia dini. 

Keluargapun tidak terbebani dengan harga seragam yang harus di beli untuk 6 tahun kedepan. Di usia smp/sma/smk barulah kita mengajarkan penampilan formalitas tanpa menghilangkan fasion yang dimiliki dari anak tersebut.

Dalam bidang kesehatan, menjawab keluhan para masyarakat para pengguna jamkesmas. Palayanan kesehatannya pun berbeda dengan  pembayar uang tunai. Sistem itu jelas berlawanan dengan prinsip kemanusiaan. 

Para tenaga medis tidak mengutamakan siapa yang membutuhkan pertolongan lebih dulu dapi sistem mereka masih berorientasi dengan materi. Namun sekarang sudah mulai berjalan karcis antrian di setiap puskesmas dan badan kesehatan kecil lainnya yang membedakan anatara anak kecil, orang dewasa dan lansia, semoga program itu bisa membawa perubahan yang masif.

Pembangunan pun juga sudah mulai bangkit di era kepemimpinan presiden joko widodo, yang menguntungkan beberapa daerah untuk mencari sumber penghasilan sebagai salah satu jalan untuk memutuskan rantai kemiskinan, di era kepemimpinan yang akan datang diharapkan lebih banyak lagi pembangunan yang menguntungkan masyarakat setempat seperti tempat wisata yang dapat menghasilkan sumber penghasilan bagi warga setempat dengan berjualan atau lain sebgainya.

Oleh karenaitu, untuk mewujudkan program keluarga sejahtera negara harus dipimpin oleh seorang kepala negara yang memiliki kualitas sempurna, yakni kecerdasan tinggi, kuat ingatan, fasih berbicara, rajin bekerja, sederhana, luhur budi, adil, teguh diri dan konsisten dalam niat berprestasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun