Mohon tunggu...
Nursini Rais
Nursini Rais Mohon Tunggu... Administrasi - Lahir di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, tahun 1954.

Nenek 5 cucu, senang dipanggil Nenek. Menulis di usia senja sambil menunggu ajal menjemput.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pengalaman Mengurus Sertifikat Tanah, Sedih, Sampai Cari Gara-gara

22 Juli 2022   12:30 Diperbarui: 22 Juli 2022   18:03 2836
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kantor ATR/BPN Kerinci, (Foto Nursini Rais)

Dilanda insomnia 

Semalaman saya susah tidur. Mau menviralkan mereka di medsos, curhatan di kompasiana, dan minta disebarkan pada harian Jambi Ekspres cetak dan elektornik, (jambiekspres.co.id), yang bernaung di bawah Jawa Pos Grup.  Kebetulan anak sulung saya wartawan senior di sana, bukan wartawan liar.  Bukankah trendnya begitu. Viral dulu, baru pihak terkait menanggapi.

Suami saya melarang. Alasannya  bahan telah lengkap. Biaya pengukuran sudah dibayar.   Kalau diperkarakan, urusannya terputus. Kapan melanjutkan tentu mulai dari nol lagi.

Kasian juga mereka (oknum karyawan) masih muda. Seangkatan cucu kita. Jangan gara-gara kita, masa depan kariernya terancam.

Ya, sudah. Sekali lagi saya paksakan diri menerima kenyataan. Walau hati ini tak rela. 

Giliran saya cari gara-gara

Di lain hari saya harus ke BPN lagi. Masih berhadapan dengan oknum yang sama. Sikapnya masih  kurang ramah.

Giliran saya cari gara-gara. Sedang sibuknya  dia beraktivitas, klik ...! Saya potret dia. Dia protes.  "Saya mau foto ibuk. Boleh dak?  Ibuk tuh tak boleh motret sembarangan."

Saya buka masker. "Silakan. Kalau saya yang salah, kamu viralkan saya. Jika kamu salah, saya viralkan kamu," tantang saya. "Kalian tuh sudah jelas-jelas  salah. Bukannya minta maaf ...." Suara saya tercekik tak sanggup bicara. Mungkin karena terlalu emosi. 

Beberapa hari kemudian saya ke sana lagi. Ada blangko yang harus diambil. Celakanya masih berhadapan dengan oknum yang kemarin.  Begitu saya melewati pintu masuk, dia langsung memanggil saya. "Ke sini, Bu!'  katanya. "Biar urusan Ibu cepat selesai, ini blangko sudah saya isi. Tinggal minta tanda tangan Pak Kades," tambahnya.

Duh ..., Alhamdulillah. Mimpi apa doi semalam. Ternyata ini anak pandai juga bersikap manis terhadap orang tua. Hati saya berbisik, "Seratus untuk kamu." Ha ha ....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun