Mohon tunggu...
Nursini Rais
Nursini Rais Mohon Tunggu... Administrasi - Lahir di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, tahun 1954.

Nenek 5 cucu, senang dipanggil Nenek. Menulis di usia senja sambil menunggu ajal menjemput.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Saya Sudah Divaksin, Begini Tanggapan Lingkungan Sekitar

13 Juni 2021   07:42 Diperbarui: 13 Juni 2021   08:02 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pimpinan Puskesmas Nila Sartika (nomor 2 dari kiri), dan para pelaksana vaksinasi Puskasmas Sanggaran Agung Kecamatan Danau Kerinci, Kabupaten Kerinci, Jambi. (Foto Istimewa)

Kakek suami sedang menjalani vaksinasi, di Kota Sungai Penuh. (Foto Istimewa).
Kakek suami sedang menjalani vaksinasi, di Kota Sungai Penuh. (Foto Istimewa).
Enam jam setelah divaksin, saya dan cowok gantengku menghadiri arisan keluarga. Lucunya, belum 5 menit habis makan, si kakek ganteng langsung nyender di kursi tamu, terus tidur. Padahal, pulang dari tempatnya diinjeksi (kota Sungai Penuh), dia sudah terlelap sepuasnya.

Saya bilang ke orang-orang di sana, "kami habis divaksin. Mungkin obatnya sedang berproses. Tetapi tubuh saya tidak  bereaksi apa-apa."

Ibu di sebelah segera menyambar. "Aku tak mau divaksin. Banyak nian caritonyo ... bala ..., bla ..., "

Bisik berantai pun terdengar samar. Nadanya kontradiktif. Intinya, sebagian besar mereka masih menganggap covid adalah "fitnah berjamaah" versi saya.

Sejatinya, penolakan tak langsung terhadap vaksinasi ini sudah lama viral di tengah masyarakat lingkungan saya. Menyusul kabar basi bahwa pandemi mematikan ini adalah akal-akalan pihak luar yang mau mencari keuntungan.

Ya, Sudah. Mau bagaimana lagi. Tiada yang berhak mengubah pola pikir orang lain.  Kecuali dirinya sendiri. Sebab, hati mereka telah terlanjur diracuni hoaks. Sepuluh juta kali pun kita meyakinkan mereka, tidak mungkin akan berubah.

Lucunya,  sebagian oknum yang tak percaya pandemi itu, kemana-mana pakai masker. Saya berpikir, artinya mereka juga takut mati dikunyah Covid 19. Hmm .... Semoga saja tidak ngomel jika tak dikasih uang bantuan sosial dari dana covid 19.

Yang Penting Jaga Diri dan Keluarga Masing-masing

Usai diinjeksi, saya diminta menunggu setengah jam, kemudian baru boleh pulang. (Foto Istimewa).
Usai diinjeksi, saya diminta menunggu setengah jam, kemudian baru boleh pulang. (Foto Istimewa).
Tanggal 19 April lalu saya dikasih tahu oleh keluarga dari Pekanbaru, bahwa dia dan istrinya sedang dirawat di ruang isolasi karena terinfeksi covid 19.

Dia bercerita gejala yang dideritanya. Seluruh persendiannya seakan hancur, napas sesak, pandangan gelap. Dan keluhan lainnya. "Saat itu saya tak ingat bini yang juga masih berjuang melawan sakitnya. Saya hampir putus asa. Untung saya masih mampu bertahan," kisahnya.

Terakhir dia berpesan agar saya ngasih tahu keluarga, kerabat, teman dan tetangga, supaya  jangan anggap enteng virus mematikan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun