Guru bisa mengajak siswa untuk menonton kemudian mengamati, atau mengajak siswa membuat properti pertunjukan ketoprak dengan bentuk bangun datar/ bangun ruang tertentu. Selain itu, guru matematika juga dapat berkolaborasi dengan guru bahasa jawa, pada pembelajaran matematika menyiapkan properti dan setting pertunjukan lalu pada pembelajaran bahasa jawa siswa merancang pertunjukkan ketoprak.
Dengan begitu, pembelajaran matematika berbasis budaya akan membuat siswa lebih mudah memahami materii dan menemukan suasana baru yang lebih menyenangkan serta menarik.Â
Selain itu, kegiatan pembelajaran matematika berbasis budaya juga dapat menjadi culture experience bagi siswa, sehingga generasi muda akan lebih mengenal budayanya. Pembelajaran berbasis budaya ini dapat dilakukan dengan berbagai objek budaya dan materi yang lain, sehingga diharapkan banyak guru yang terinspirasi dan menerapkannya pada pembelajaran matematika di sekolah.
Â
Referensi
Budiarto, M. T. 2016. Etno-matematika: Sebagai Batu Pijakan untuk Pembelajaran Matematika. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika.
Gravemeijer, Koeno. 2004. Local Instruction Theories as Means of Support for Teachers in Reform Mathematics Education, Mathematical Thinking and Learning, 6(2), 105-128.
Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya
Nahak, H. M. I. 2019. Upaya Melestarikan Budaya Indonesia di Era Globalisasi. Jurnal Sosiologi Nusantara, 5(1), 165-176.
Sendjaja, S. Djuarsa, 1994, Teori Komunikasi, Jakarta, Universitas Terbuka
Setiawan. 2004. Pembelajaran Trigonometri Berorientasi PAKEM di SMA. Yogyakarta: PPPG Matematika.