Di Daerah Istimewa Yogyakarta, pembelajaran berbasis budaya didukung oleh Peraturan Gubernur DIY Nomor 66 Tahun 2013 tentang Kurikulum Pendidikan Berbasis Budaya sebagai acuan operasional pelaksanaan pendidikan yang kaya akan muatan budaya, kental dengan pendekatan pembudayaan di dalam lingkungan pendidikan yang berjati diri budaya Yogyakarta.Â
Salah satu unsur budaya yang dapat digunakan dalam pembelajaran adalah peninggalan artefak atau arsitektur kuno berupa candi yang kemudian menjadi objek pengamatan siswa dalam proses pembelajaran.Â
Salah satu tempat bersejarah yang sangat terkenal di Yogyakarta yaitu Candi Prambanan yang tentunya bisa kita gunakan sebagai objek pembelajaran dengan etnomatematika ini.
Candi Prambanan ini merupakan tempat bersejarah yang terkenal di Yogyakarta, dan tentunya melakukan pembelajaran outdoor  di Candi Prambanan pasti akan menarik minat siswa untuk belajar lebih banyak lagi.Â
Banyak unsur dari Candi Prambanan yang bisa dijadikan sebagai objek pembelajaran matematika. Dari segi arsitektur, terdapat banyak bangun ruang yang digunakan dan perhitungan atau perbandingan antara candi satu dengan yang lain tentunya terdapat ilmu matematikanya.Â
Salah satu contoh kegiatan belajar matematika berbasis budaya di Candi Prambanan yang bisa diterapkan yaitu kegiatan menghitung tinggi Candi Prambanan dengan menggunakan klinometer sederhana menggunakan konsep trigonometri.Â
Kegiatan ini dapat mempermudah pembelajaran trigonometri yang dianggap sulit oleh beberapa guru dalam pengelolaan dan penyajian materi yang menarik bagi siswa (Setiawan, 2004) karena trigonometri merupakan materi baru yang cukup abstrak bagi siswa kelas X SMA/SMK/MA sederajat.Â
Di samping itu, kebanyakan siswa beranggapan bahwa materi trigonometri tidak bermanfaat secara langsung dalam kehidupan sehari-hari (Sultoni, 2018), sehingga pembelajaran menghitung tinggi Candi Prambanan menggunakan klinometer dapat menjadi salah satu alternatif untuk menunjukkan kebermanfaatan trigonometri secara kontekstual.
Selain Candi Prambanan, aspek budaya DIY yang dapat digunakan untuk pembelajaran matematika berbasis budaya adalah pertunjukkan ketoprak. Jika kita amati properti yang digunakan pada pertunjukkan ketoprak seringkali dapat kita menemukan beberapa objek yang berkaitan erat dengan matematika.Â
Contohnya pada latar panggung terdapat dapat Gapura yang berbentuk simetris antara kanan dan kiri, selain itu di dalamnya atau ornamennya banyak terdapat bentuk-bentuk bidang datar. Sedangkan untuk properti misalkan topi yang digunakan bentuknya mirip seperti kerucut atau mungkin singgasana raja yang terdiri atas susunan beberapa balok dan kubus.Â
Obyek-obyek tersebut dapat dijadikan objek kajian misalnya karakteristik, volume dan luas permukaan bangun ruang, sumbu simetris, simetri lipat, atau refleksi. Dan masih banyak obyek lainnya yang bisa digunakan sebagai kajian pembelajaran matematika.Â