Mohon tunggu...
Nursalam AR
Nursalam AR Mohon Tunggu... Penerjemah - Konsultan Partikelir

Penerjemah dan konsultan bahasa. Pendiri Komunitas Penerjemah Hukum Indonesia (KOPHI) dan grup FB Terjemahan Hukum (Legal Translation). Penulis buku "Kamus High Quality Jomblo" dan kumpulan cerpen "Dongeng Kampung Kecil". Instagram: @bungsalamofficial. Blog: nursalam.wordpress.com.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"The Girl on The Train" Rasa Bollywood, Yakin Yahud?

16 Januari 2021   23:53 Diperbarui: 17 Januari 2021   00:01 1017
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster film "The Girl on The Train"/Foto: bollywoodmdb.com

Nonton Bollywood di 2021? Mengapa tidak?

Yang menjadi rekomendasi tontonan mainstream (arus utama) umumnya adalah film-film Hollywood produksi Amerika Serikat. Dan yang tren atau belakangan adalah K-Drama atau yang sering disebut Drakor (Drama Korea). Namun sejatinya film-film Bollywood produksi India tidak kalah kualitas dan daya tariknya.

Sebagai penikmat film eklektik (campur sari alias aneka genre film), saya menikmati pelbagai film lintas genre dari berbagai negara film seperti film Indonesia baik kekinian maupun era Tangkiwood (baca: film lawas era Tan Ceng Bok atau Fifi Young), Mandarin, Iran, K-Drama, film India atau Hindustan, film horor Thailand, Vietnam atau Jepang, dan Hollywood. Bahkan mungkin juga film-film Nollywood (produksi Nigeria) sekiranya sudah masuk ke Indonesia.

Film bagi saya bukan sekadar hiburan semata, namun juga sumber pelajaran, inspirasi dan refleksi diri. Sekaligus juga sumber inspirasi wisata, terutama sekali K-Drama atau drakor yang sarat pemandangan indah alamnya (Pulau Jeju, misalnya) atau kontur jalanan kota Seoul yang naik turun.

Khusus film Bollywood, beberapa film favorit saya antara lain My Name Is Khan dan Kuch Kuch Hota Hai yang dibintangi Shahrukh Khan, Three Idiots-nya Amir Khan, Major Saab produksi 1998 yang dibintangi oleh aktor senior Amitabh Bachan, dan Bajrangi Bhaijan (2015).

Untuk film yang terakhir itu, yang konon berdasarkan kisah nyata, akting Salman Khan yang mumpuni sebagai Pawan Kumar Chaturvendi (pemuda India baik hati) dan Harshaali Malhotra yang berperan apik sebagai Shaahida, gadis cilik bisu asal Pakistan, mampu menguras air mata mengiringi kisah persahabatan beda usia dan lintas agama antara kedua negara serumpun yang kerap berseteru tersebut. 

Pemandangan indah perbukitan Kashmir, yang dijuluki Alpen-nya Asia, menjadi nilai tambah film yang juga diproduseri Salman Khan tersebut.

Nah, di 2021, ada sederetan film Bollywood yang tampaknya tidak kalah ciamiknya. Di situs Bollywood MDB, tercatat total 17 film layar lebar siap dirilis sepanjang tahun ini. 

Di bulan Januari saja, ada Ramprasad Ki Tehrvi (tayang 1 Januari), 12 O'Clock (8 Januari), Bolo Hau (15 Januari), dan Madam Chief Minister yang rilis pada 22 Januari. Tautan: https://www.bollywoodmdb.com/movies/bollywood-hindi-movies-list-of-2021-1.

Namun, selama 2021, hanya ada satu film Bollywood yang bakal ditayangkan via Netflix, yakni The Girl on The Train yang dijadwalkan tayang pada 26 Februari 2021.

The Girl on The Train Rasa Bollywood

Kok rasa Bollywood?

Yup, karena film Bollywood berbahasa Hindi tersebut sejatinya adalah versi remake (versi kreasi ulang) dari film Hollywood produksi 2016 dengan judul yang sama yang dibintangi oleh Emily Blunt yang memerankan karakter Rachel Watson. 

Film Hollywood yang sukses di pasaran global tersebut diangkat dari sebuah novel berjudul The Girl on The Train karya novelis Inggris Paula Hawkins pada 2015.

The Girl on The Train (TGOTT) versi Bollywood ini semula dijadwalkan dirilis pada bulan Mei 2019, namun ditunda karena terpaan pandemi COVID-19. Dan baru pada Februari 2021 akan ditayangkan streaming via Netflix. 

Dengan kehadiran para bintang Bollywood seperti Parineeti Chopra, Kirti Kulhari, Adirti Rao Hydari, dan Avinash Triwary, diharapkan film besutan sutradara Ribhu Dasgupta (nominator sutradara pendatang baru terbaik versi Shanghai International Film Festival 2011) mendulang kesuksesan seperti TGOTT versi Hollywood.

Priyanka Chopra, aktris populer Bollywood yang juga istri penyanyi Nick Jonas, sebagaimana dikutip dari Hindustan Times, menyebut-nyebut bahwa film yang dibintangi sepupunya itu akan sukses besar. 

Priyanka, yang juga berkawan akrab dengan Meghan Markle (istri Pangeran Harry dari Inggris),  turut mempromosikan film TGOTT versi Bollywood tersebut di akun medsosnya yang diikuti sekitar 50-an juta pengikut (follower).

Dukungan penuh dari Priyanka yang mantan kampiun Miss World 2000 tersebut menambah besar ekspektasi publik akan larisnya TGOTT versi Bollywood tersebut di pasaran. Namun, pada akhirnya segalanya akan terpulang pada kualitas film itu sendiri serta penerimaan positif publik atas film versi remake tersebut.

Dalam film produksi Reliance Entertainment berdurasi 112 menit tersebut, Parineeti Chopra berperan sebagai Mira Kapoor, mantan istri Abhimanyu. Sementara Avinash Thiwary akan berperan sebagai Abhimanyu Shroff, mantan suami Mira. Film itu juga akan diramaikan dengan kehadiran aktor Hollywood asal Inggris Sammy Jonas Heaney yang akan berperan sebagai Reece Lonslow.

Yakin yahud?

Entahlah, jika saya ditanya demikian. 

Meskipun secara pribadi, sebagaimana pengamatan saya selama ini atas kualitas karya insan Bollywood, film TGOTT versi Bollywood ini akan cukup berkualitas dan disambut publik dengan penerimaan positif.

Namun, secara objektif itu, hal itu lagi-lagi akan sangat bergantung pada antara lain bagaimana kualitas akting para pemainnya, terutama Parineeti Chopra yang berperan sebagai seorang perempuan yang mengalami depresi karena perceraian dengan suaminya  dan juga kehilangan pekerjaannya dan menjadi pecandu alkohol. Saking depresinya, ia sering bepergian dengan kereta antar-kota tak tentu arah. 

Dan juga seberapa lihai aktris lajang berusia 32 tahun tersebut menjiwai perasaan seorang janda kesepian dan depresi yang cemburu melihat pasutri (pasangan suami istri) tetangganya yang selalu terlihat mesra. Dan juga menjiwai bagaimana perihnya perasaan seorang mantan istri yang menyaksikan kehidupan baru mantan suaminya dengan perempuan lain.

Untuk kesan awal akting Praneeti Chopra, sekilas dapat dilihat di tautan ini: https://www.netflix.com/id-en/title/81144153.

Tema kehidupan rumah tangga seperti ini sejatinya adalah tema universal, yang juga sering digarap insan Bollywood dan juga insan perfilman Indonesia. 

Suatu tema yang lintas generasi, lintas batas, lintas keyakinan yang mengandung muatan human interest yang kuat. Nilai-nilai kemanusiaan yang universal yang dimiliki dan diyakini setiap insan manusia.

Tampaknya itulah peluang atau celah diterimanya film TGOTT versi Bollywood ini untuk mendapat penerimaan yang baik dari publik global. 

Karena sejatinya, sebagaimana fungsi film sebagai sarana evaluasi dan refleksi, kita sebagai manusia senantiasa belajar dari kehidupan orang lain. Dan belajar dari kehidupan orang lain tidak mengenal batasan atau sekat SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar-golongan) atau tirai ideologi.

Jadi, mengapa gengsi menonton film Bollywood, sebagai alternatif film Hollywood atau K-Drama, jika ada banyak hikmah kehidupan yang juga dapat direguk dan dinikmati?

Jagakarsa, 16 Januari 2021

Referensi:

1. Wikipedia

2. bollywoodmdb.com

3. netflix.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun