Mohon tunggu...
Nursalam AR
Nursalam AR Mohon Tunggu... Penerjemah - Konsultan Partikelir

Penerjemah dan konsultan bahasa. Pendiri Komunitas Penerjemah Hukum Indonesia (KOPHI) dan grup FB Terjemahan Hukum (Legal Translation). Penulis buku "Kamus High Quality Jomblo" dan kumpulan cerpen "Dongeng Kampung Kecil". Instagram: @bungsalamofficial. Blog: nursalam.wordpress.com.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kisah Para Janda

1 Oktober 2020   16:15 Diperbarui: 2 Oktober 2020   01:16 692
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: pixabay.com

"Ya, iyalah. Kamu kan gundiknya diplomat Perancis!"

Tawa berderai memenuhi kamar luas dan nyaman bernuansa merah muda itu. Namun kehangatan itu lenyap segera. Arin kembali terdiam. Berderai airmata.

Wening panik. "Piye tho?"

"Aku capek, Ning..."

Wening mendekap lembut Arin. Mengalirlah segala isi hati Arin.

"Jadi anakmu masih bersama mantan suamimu yang minta rujuk itu?" simpul Wening. "Eh, mantan suamimu yang pengusaha batubara itu kan?"

"Ya. Dia merasa bisa membeli segalanya. Termasuk diriku. Aku tidak bisa berbuat apa-apa," keluh Arin. "Dengan kelihaian pengacaranya, dia bisa beli putusan pengadilan untuk rebut hak pengasuhan anak dariku. Dan dia pindahkan putriku bersekolah ke Singapura. Sudah dua bulan aku tidak ketemu putriku, Ning!"

Tangis Arin meledak di dada hangat Wening. Gaun tidur Wening basah dengan airmata.

"Padahal setelah bercerai aku sampai jual diri untuk membiayai sekolahnya. Setahun kemudian lelaki itu datang dan merebut segalanya!"

"Yo wis, sing sabar wae," bisik Wening lembut sambil terus membelai.

"Dia gunakan putriku agar aku mau rujuk dengannya. Aku tahu dia sudah tidak cinta aku. Sejak dia selingkuh, aku sudah tahu itu. Apalagi sekarang. Dia pasti jijik padaku.Tapi Nia tak mungkin dimilikinya tanpa memaksaku kembali. Nia sangat dekat denganku,"Arin terus bertutur. "Ning, aku harus bagaimana?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun