Belakangan ini, publik ramai membicarakan tentang larangan mengadakan perpisahan sekolah dan studi tour di lingkungan sekolah tertentu. Kebijakan ini diberlakukan dengan alasan sederhana: mengurangi beban ekonomi orang tua dan menjaga agar kegiatan pendidikan tetap fokus pada esensinya.
Namun, kebijakan tersebut tidak diterima begitu saja. Di media sosial, banyak suara, terutama dari kalangan pelajar, yang menyuarakan ketidaksetujuan. Mereka berpendapat bahwa perpisahan sekolah adalah momen penting yang menjadi simbol penghargaan atas perjuangan selama bertahun-tahun di dunia pendidikan. Bahkan ada yang menekankan bahwa acara perpisahan tidak harus megah dan mahal, melainkan cukup sederhana dan bermakna.
Perdebatan pun mengemuka: satu sisi ingin melindungi orang tua dari beban biaya tambahan, sementara sisi lain merasa hak untuk merayakan momen transisi pendidikan patut dihargai. Ini memperlihatkan ketegangan klasik antara idealisme anak muda yang penuh semangat dengan pertimbangan praktis para pengambil kebijakan.
Sebenarnya, keinginan untuk merayakan perpisahan dapat dipahami sebagai bagian dari kebutuhan emosional remaja. Dalam fase ini, momen transisi seperti kelulusan memang terasa penting. Namun, di tengah realitas sosial dan ekonomi yang beragam, perlu ada upaya mencari bentuk perayaan yang lebih sederhana dan tidak memberatkan pihak mana pun.
Daripada mempertentangkan larangan atau tuntutan, semua pihak perlu mendorong bentuk kegiatan yang lebih kreatif, inklusif, dan hemat. Misalnya, mengadakan perpisahan di lingkungan sekolah dengan konsep sederhana, atau mengadakan kegiatan sosial sebagai simbol kebersamaan. Dengan demikian, nilai momen perpisahan tetap terjaga, tanpa melupakan realita yang ada.
Kebijakan pendidikan pada akhirnya harus mempertimbangkan banyak sudut pandang. Momen perpisahan bisa tetap dirayakan dengan bijak, asalkan pelaksanaannya tidak menjadi beban dan tetap mengedepankan rasa kebersamaan. Karena lebih dari sekadar acara, ini tentang bagaimana menghargai perjalanan panjang yang telah ditempuh bersama.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI