Ada banyak hal yang bisa membuat anak tertawa, bermain, dan merasa bebas. Tapi bagi sebagian anak, dunia tidak seindah itu. Ada anak-anak yang menyimpan luka begitu dalam, bahkan terlalu dalam hingga tak sanggup mereka ucapkan. Luka itu bernama pelecehan seksual---dan lebih menyakitkannya lagi, ketika mereka merasa tak punya siapa pun untuk dipercaya.
Anak-anak adalah makhluk paling rentan. Mereka percaya dengan mudah, memercayai orang dewasa yang menyayangi mereka, mengajari mereka, atau bahkan merawat mereka. Tapi di balik relasi yang tampak akrab itu, terkadang tersembunyi niat jahat. Pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur sering kali dilakukan oleh orang yang mereka kenal---orang dekat, orang yang memiliki kuasa, atau bahkan dianggap panutan.
Yang menyayat hati adalah kenyataan bahwa banyak anak memilih diam. Mereka takut disalahkan, takut tak dipercaya, atau bahkan tidak mengerti bahwa yang mereka alami adalah bentuk kekerasan. Rasa malu dan bingung bercampur, membuat mereka merasa lebih aman memendam ketakutan daripada mencoba bicara.
Sayangnya, ketika seorang anak akhirnya punya keberanian untuk mengungkap, respons dari lingkungan justru bisa menjadi luka kedua. Ada yang bilang, "Masa sih?" Ada yang membungkam dengan alasan menjaga nama baik. Ada pula yang menyuruh anak melupakan semuanya, seakan-akan itu bisa disapu bersih begitu saja. Kita lupa, trauma itu bukan noda---ia adalah luka yang butuh pengakuan dan penyembuhan.
Inilah yang perlu kita ubah: cara kita melihat, mendengar, dan merespons suara anak. Anak tidak butuh kita menjadi hakim. Mereka butuh kita sebagai pelindung. Saat mereka bersuara, itu bukan kelemahan---itu keberanian luar biasa. Maka tanggung jawab kita adalah memastikan mereka merasa aman, dipercaya, dan dibela.
Pelecehan seksual terhadap anak bukan hanya masalah individu. Ini adalah kegagalan kolektif jika kita terus membiarkan korban merasa sendirian. Kita perlu membangun ruang aman untuk anak berbicara, menyediakan sistem pendampingan yang profesional dan empatik, serta menindak pelaku dengan tegas tanpa kompromi.
Tidak ada alasan yang cukup untuk membiarkan seorang anak menanggung beban yang bukan miliknya. Dunia ini sudah cukup keras untuk orang dewasa---jangan biarkan anak-anak kita tumbuh dalam ketakutan.
Dengarkan mereka. Percayai mereka. Lindungi mereka.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI