Mohon tunggu...
Nisrina Haqque
Nisrina Haqque Mohon Tunggu... Pengajar dan pembelajar. -

Seorang pembaca dan pembelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Putri Malu

24 November 2017   21:28 Diperbarui: 24 November 2017   21:32 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kalau ada kesempatan," Riana berbisik penuh kehati-hatian, kendati dalam kamar kos yang sempit itu hanya ada kalian berdua. "Cium saja pipinya. Kemudian semua akan mengalir."

"Jangan gila," tukasmu. "Aku perempuan. Tak mungkin memulai duluan."

Riana menyeringai. "Ah, dasar pemula. Turuti saja kata-kataku. Kau pasti akan berbahagia dengannya. Hubungan tambah awet, dan kasih sayang tumbuh semakin dalam."

"Memangnya," bisikmu dengan rasa ingin tahu yang tinggi. "Hubunganmu dan Padi sudah sampai mana?"

Riana tersenyum. "Ingin tahu?"

Kau mengangguk cepat.


"Kapan-kapan saja kuberitahu," kata Riana puas. "Kau tak akan sanggup membayangkannya."

***

Kau tidak mengharapkan hal di luar genggaman tangan kalian dan pelukan yang mengerat ketika udara dingin menerpa. Itu sudah cukup. Sudah lebih dari cukup.

Tetapi tubuhmu berkata lain. Ia berontak, merasa haus luar biasa. Nafsu yang berlindung di dalam tubuh selama belasan tahun itu tiba-tiba menginginkan hal yang lebih. Menghirup aroma tubuhnya di balik kemeja hitam itu, melingkarkan tangan di lehernya, kemudian... ah, kau tak sanggup membayangkan kelanjutannya. Kau mendadak berubah seperti tanaman putri malu yang lunglai begitu terkena sentuhan. Tubuhmu lemas sekaligus membara setiap Alir menyentuh pipimu atau sekadar membelai kepalamu dengan sayang. Ada keinginan lebih menyeruak.

"Ada apa denganmu?" Alir bertanya lembut. "Kau baik-baik saja, kan?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun