Koneksi Antar Materi Modul 3.1: Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin
Oleh: Nurniah Hidayati Safartin, S.Si., CGP Angkatan 9 dari SMPN 1 Tanggulangin, Sidoarjo, Jawa Timur
Assalamu'alaikum Wr. Wb
Pada kesempatan ini, saya akan menyampaikan sebuah pemahaman materi pembelajaran selama mengikuti Pendidikan Guru Penggerak angkatan 9. Dalam modul ini, Calon Guru Penggerak (CGP) harus membuat sebuah tulisan koneksi antar materi dari materi sebelumnya yang sudah dipelajari selama Pendidikan Guru Penggerak.
Melalui pemahaman sebuah kalimat yang dikemukakan oleh Georg Wilhelm Friedrich Hegel: "Education is the art of making man ethical" yang artinya "Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis". Maka secara garis besar, saya membuat rangkuman sebagai berikut:
- Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
Filosofi Ki Hajar Dewantara yang berupa Pratap Triloka terdiri dari 3 semboyan (dalam Bahasa Jawa) yaitu: ing ngarso sung tuladha (yang di depan memberi teladan), ing madya mangun karsa (di tengah membangun Prakarsa/semangat), tut wuri handayani (dari belakang memberikan dukungan). Pratap Triloka memiliki kaitan erat dengan jiwa yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Dalam proses pengambilan Keputusan, pimpinan harus dapat menjadi teladan, penyemangat, dan pendukung utama bagi keberhasilan institusi dan orang-orang yang dipimpinannya. Setiap Keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin haruslah:
- dapat dijadikan contoh bagi bawahannya atau rujukan bagi pemimpin berikutnya,
- dapat memberikan semangat bagi bawahannya agar menjadi manusia yang lebih baik ke depannya, dan
- dapat mendukung keberhasilan institusi yang dipimpinnya dan para bawahannya
- Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Nilai-nilai Kebajikan yang tertanam dalam diri kita secara otomatis akan mempengaruhi prinsip-prinsip yang kita ambil dalam membuat Keputusan. Terdapat 3 prinsip utama dalam proses pengambilan Keputusan, yaitu:
- Prinsip berpikir berbasis hasil akhir (end based thinking)
- Prinsip berpikir berbasis peraturan (rule based thinking)
- Prinsip berpikir berbasis peduli (care based thinking)
Orang yang memiliki nilai diri selalu taat terhadap peraturan yang ada, memiliki kecenderungan besar untuk mengambil Keputusan dengan prinsip berpikir berbasis peraturan. Begitu pula dengan orang yang memiliki empati tinggi, cenderung mengambil Keputusan dengan prinsip berpikir berbasis peduli. Dan orang yang selalu mengutamakan kepentingan banyak orang, akan mengambil Keputusan dengan berpikir berbasis hasil akhir. Jadi, begitulah nilai-nilai diri akan mempengaruhi prinsip kita dalam mengambil Keputusan.
- Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada sebelumnya.
Kegiatan 'coaching' memiliki kaitan erat dengan materi pengambilan Keputusan. Alur percakapan coaching TIRTA dikembangkan dengan semangat merdeka belajar yang membuat kita memiliki paradigma berpikir, prinsip dan keterampilan coaching untuk memfasilitasi rekan sejawat, murid, dan orang-orang yang kita pimpin agar dapat belajar dari situasi yang dihadapi dan membuat keputusan-keputusan bijaksana secara mandiri. Karena tujuan coaching yaitu untuk pengembangan diri dan membangun kemandirian.
Sebelum benar-benar menjalankan Keputusan yang kita ambil, kita dapat melakukan kegiatan coaching, untuk melakukan pengujian terhadap Keputusan tersebut, dengan 9 langkah pengujian Keputusan, meliputi:
- Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan
- Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini
- Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini
- Pengujian benar/salah, meliputi:
- Uji legal
- Uji regulasi/uji standar professional/kode etik
- Uji intuisi
- Uji publikasi
- Uji panutan/idola
- Pengujian paradigma benar lawan benar
- Melakukan prinsip resolusi
- Invetigasi trilema
- Pengambilan Keputusan
- Lihat lagi Keputusan dan refleksikan
Dengan 9 langkah tersebut, kita berharap Keputusan yang kita ambil benar-benar bijaksana, adil, tepat sasaran, efektif dan solutif terhadap permasalahan yang kita hadapi.
- Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?
Seorang guru harus menguasai 5 Kompetensi Sosial Emosional (KSE) yang baik agar dapat membuat Keputusan yang bijaksana. 5 kompetensi sosial emosional (KSE) itu adalah:
- Kesadaran diri
- Manajemen diri
- Kesadaran sosial
- Keterampilan berelasi
- Pengambilan Keputusan yang bertanggung jawab
Selain itu, dalam proses pengambilan Keputusan, pemimpin membutuhkan kesadaran penuh (mindfulness) dan pikiran yang jernih, agar Keputusan tersebut benar-benar adalah Solusi terbaik dari masalah yang sedang dihadapi. Kesadaran penuh (mindfulness) dapat membantu kita dalam menyikapi, memproses, dan merespon permasalahan yang dihadapi untuk fokus pada situasi saat ini, bukan pada kekhawatiran akan masa yang akan datang ataupun penyesalan akan masa yang telah berlalu.
- Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
Nilai-nilai yang dianut seorang pendidik akan mempengaruhi sudut pandang terhadap pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika. Misalnya dalam masalah dilema etika paradigma kebenaran lawan kesetiaan, pendidik yang memiliki nilai kebenaran yang tinggi akan mengambil keputasan yang dirasa membawa nilai "kebenaran" dibandingkan dengan nilai "kesetiaan". Begitu pula, jika pendidik itu memiliki rasa keadilan yang tinggi, maka dia akan mengambil Keputusan dengan nilai "keadilan" dibandingkan dengan nilai "rasa kasihan" saat dihadapkan pada persoalan dilema etika dengan paradigma keadilan lawan rasa kasihan, dan sebagainya. Â
- Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman?
Pengambilan Keputusan yang tepat tentu berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Keputusan yang tepat itu adalah keputusan yang kita ambil dengan didasarkan pada rasa penuh tanggung jawab, nilai-nilai kebajikan universal, serta berpihak pada murid. Dengan Keputusan tersebut, kita mengharapkan situasi yang terbaik dan kebaikan untuk semua orang. Jika suatu Keputusan dirasa kurang tepat, maka sebagai pengambil Keputusan, kita dapat melakukan refleksi dan memperbaikinya agar tercipta situasi yang kita harapkan. Â
- Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Setiap situasi, kondisi, dan masalah yang kita hadapi adalah suatu tantangan yang harus kita selesaikan. Dalam kasus-kasus dilema etika, kita sering menghadapi berbagai tantangan dari segala pihak. Hal ini karena setiap manusia memiliki nilai-nilai Kebajikan tersendiri yang mereka anut. Dan ini akan mempengaruhi prinsip, sudut pandang, dan Keputusan yang mereka ambil dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Perubahan paradigma di sebuah lingkungan institusi pasti terjadi, kita tidak menutup terhadap segala perubahan yang ada, hanya menyeleksi mana yang sesuai dengan identitas kita sebagai bangsa Indonesia. Dalam menghadapi tantangan yang ada, kita perlu duduk Bersama, bermusyawarah dan berdiskusi serta bepikir jenih dengan kesadaran penuh (mindfulness) dalam proses pengambilan Keputusan sehingga diperoleh Keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan dan diterima oleh semua pihak untuk dilaksanakan. Â Â
- Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?
Saat ini, kita menggunakan kurikulum Merdeka, yang merupakan kurikulum dengan proses pengajaran yang memerdekakan murid-murid. Sebagai pendidik, kita harus mengenali karakteristik dan potensi murid kita dengan tepat agar dapat membuat kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dan sesuai dengan mereka. Oleh karena itu, kita mengambil Keputusan melakukan pengajaran dengan pendekatan pembelajaran berdiferensiasi untuk mengakomodir berbagai kebutuhan belajar murid yang beragam. Hal ini bertujuan agar murid dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya dengan setinggi-tingginya agar mencapai kebahagian dan keselamatan baik sebagai individu maupun anggota Masyarakat, sesuai filosofi Pendidikan yang diutarakan oleh Ki Hadjar Dewantara.
- Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Guru adalah seorang pemimpin pembelajaran. Jika guru mengambil suatu Keputusan, maka keputusannya akan mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya. Oleh karena itu, Keputusan yang diambil oleh guru harus berpihak kepada murid-muridnya, sesuai nilai-nilai Kebajikan universal, dan dapat dipertanggung jawabkan. Suatu Keputusan yang diambil mengandung konsekuensi yang akan berdampak pada murid, terutama aspek psikologisnya. Untuk itu, Kita harus hati-hati dalam mengambil setiap Keputusan dan melihatnya dalam berbagai sudut pandang moral/etika. Sebagai contoh, Ketika kita dihadapkan sebuah permasalahan, "apakah seorang murid yang bermasalah harus dimutasi ke sekolah lain ataukah tetap berada di sekolah untuk dididik lagi dengan benar?". Maka kita  harus berdiskusi dengan berbagai pihak, seperti: wali murid, murid tersebut, dan para dewan guru untuk pengambilan Keputusan yang tepat karena Nasib (masa depan) seorang anak sedang dipertaruhkan di sini. Keputusan yang tepat akan membawa anak (murid) pada kehidupan yang lebih baik dan menjadi orang yang baik dikemudian hari.
- Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Dari pembelajaran ini, kesimpulan yang dapat diambil adalah: sebagai seorang pemimpin hendaknya kita mengambil Keputusan melalui 3 prinsip pengambilan Keputusan dan 4 paradigma pengambilan Keputusan, serta 9 langkah pengambilan dan pengujian Keputusan agar diperoleh Keputusan yang tepat, bijaksana, adil dan solutif.
Modul-modul sebelumnya, memiliki keterkaitan erat dalam proses pengambilan Keputusan, mulai dari filosofi Pendidikan oleh Ki Hadjar Dewantara yang menekannya bahwa Keputusan harus berpihak sebesar-besarnya untuk murid, berdasarkan nilai-nilai Kebajikan universal yang dianut, dan diambil dalam kondisi sadar sepenuhnya (mindfulness).
- Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
Secara konseptual, saya telah memahami materi dalam modul ini, meliputi: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan Keputusan, 3 prinsip pengambilan Keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian Keputusan. Tetapi dalam pelaksanaannya, pasti ada yang di luar dugaan. Terkadang kita dihadapkan pada permasalahan yang sulit untuk dihadapi dan membutuhkan waktu untuk merenung atau berpikir lebih lama serta membutuhkan kajian yang komprehensif dari para pakar untuk memutuskannya. Adakalanya, kita juga melakukan revisi terhadap Keputusan yang sudah kita ambil agar mendapatkan Keputusan yang lebih baik dan berdampak luas terhadap semua pihak.
- Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?
Sebagai pemimpin pembelajaran, saya tentu pernah menerapkan pengambilan Keputusan dalam situasi moral dilema (dilema etika). Hanya saja saat itu, saya tidak pernah mengetahui bahwa masalah yang saya hadapi adalah sebuah masalah dilema etika. Saya hanya mengambil Keputusan berdasarkan nilai-nilai Kebajikan yang saya anut dan intuisi saja. Hal ini tentunya berbeda dengan apa yang saya pelajari dalam modul ini. Karena Dalam modul ini, dijelaskan bahwa seorang pemimpin harus mengambil Keputusan dengan pendekatan 4 paradigma dan 3 prinsip pengambilan Keputusan, serta 9 langkah pengambilan dan pengujian Keputusan.
- Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?
Sekarang setelah belajar modul ini, perubahan yang terjadi dalam proses pengambilan Keputusan adalah saya akan membuat Keputusan melalui 3 prinsip pengambilan Keputusan dan 4 paradigma pengambilan Keputusan, serta 9 langkah pengambilan dan pengujian Keputusan. Dan tentunya, saya berharap dapat menjadi seorang pemimpin yang adil dan bijaksana dalam mengambil Keputusan.
- Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?
Topik ini sangat penting untuk dipelajari, karena setiap hari, kita sebagai individu dan juga pemimpin selalu membuat Keputusan-keputusan penting. Contoh sederhana sebagai individu, Ketika kita dihadapkan oleh tugas yang sangat banyak. Maka kita susun skala prioritas, lalu kita putuskan mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu untuk efisiensi waktu. Sedangkan sebagai seorang pemimpin, kita harus mau mendengarkan pendapat dan sudut pandang orang lain terhadap suatu masalah, agar Keputusan yang kita ambil tidak bias dan dapat diterima oleh semua pihak.
Demikian pemahaman yang dapat saya sampaikan dalam bentuk jurnal perjalanan pembelajaran selama mengikuti Program Pendidikan Guru Penggerak yang sudah sampai pada modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin. Semoga bermanfaat
Wassalamualaikum Wr. Wb
Terima kasih.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI