Rasulullah SAW sebagai tauladan kita, sudah mengingatkan kita melalui sabdanya:
“jika kalian mendengar tentang wabah penyakit di suatu negeri, maka janganlah kalian memasukinya. Tetapi jika terjadi wabah di tempat kalian berada, maka janganlah kalian meninggalkan tempat itu”
Ini adalah metode karantina yang diajarkan Rasulullah pada masa 1500 tahun yang lalu untuk memastikan wabah tidak menyebar ke daerah lain.
Lalu, mengapa kita harus berselawat tibbil qulub sebagai salah satu bentuk ikhtiar kita untuk mencegah penyebaran COVID-19? Karena selawat ini menjadi sarana atau wasilah memohon kesembuhan atau obat dari berbagai macam penyakit, baik penyakit jasmani maupun rohani, serta memberi cahaya dan sinar bagi mata hati dan masih banyak lagi.
Manfaat selawat tibbil qulub yang bisa dirasakan terlebih di tengah kondisi pandemi, maka Insya Allah akan diberikan kesehatan lahir-batin dan dijauhkan dari penyakit.
Manfaat atau faedah selawat tersebut, tertuang dalam sebuah dzikir Majmu’ah Maqruat Yaumiyah wa Usbu’iyah, yang tertulis sebagai berikut:
صلوات طب القلوب منيكا مجرب كاغكى أنجاكي كصحاتان بدان لن دادوس تومبا سدايا فياكيت ظاهر أتاوي باطن
Artinya: “selawat tibbil qulub ini teruji (berfaedah) untuk menjaga kesehatan tubuh dan menjadi obat segala penyakit lahir ataupun batin”
Walaupun memiliki manfaat, sebaiknya jangan menggantungkan sepenuhnya pada selawat saja. Namun, dibarengi dengan menjaga kebersihan jasmani dan rohani, supaya sehat secara lahir dan batin. Dan taati juga protokol kesehatan yang dicanangkan oleh pemerintah.
Mengamalkan selawat tibbil qulub ada dua cara, yaitu berdasarkan kaifiyah umum dan kaifiyah secara khusus (istiqamah).