Mohon tunggu...
Nurmala
Nurmala Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta

Saya menyukai hal yang berkaitan dengan pendidikan dan masyarakat, karena menurut saya mempelajari ilmu tersebut menyenangkan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kajian Mengenai Tokoh Sosiologi Zygmunt Bauman

17 Oktober 2022   20:28 Diperbarui: 17 Oktober 2022   20:34 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Seorang tokoh sosiologi yang bernama Zygmunt Bauman merupakan salah satu tokoh yang dikenal dengan pola pikir yang tajam, sehingga pemikirannya tersebut disalurkan melalui tiga era perkembangan dunia yaitu, era Holocaust, Modernisme dan Postmodernisme, dengan begitu beliau menjadi sosok tokoh dari Eropa yang terkenal memiliki pengaruh terhadap ilmu sosiologi. 

Zygmunt Bauman lahir di Pozna, Polandia pada 19 November tahun 1925, saat muda Bauman pergi ke Rusia dengan keluarga untuk menghindari dari serangan militer, yang kemudian bergabung dalam satuan militer Polandia saat Perang Dunia Kedua, serta menjadi mayor pada kesatuan militer, tetapi setelah itu Bauman beralih dan memperdalam analisisnya dengan dunia sosial. 

Bauman meraih gelar professor sosiologi di Universitas Warsawa Polandia pada tahun 1968, selang beberapa waktu Bauman di lengserkan dari pekerjaannya tersebut, sebab diketahui telah melindungi ayahnya yang merupakan seorang pemeluk Zionisme.

Kemudian Bauman dan keluarga pindah di Leeds, Inggris pada saat itu Bauman pernah menjadi seorang staff pengajar di Universitas Tel Aviv Israel dan sampai menjadi Guru Besar di Universitas Leed, Inggris. 

Bauman juga mengatakan dengan adanya Holocaust dapat diartikan sebagai awal mulai dari adanya modernitas, dan Bauman juga mengatakan bahwa masyarakat yang berada di masa modern adalah masyarakat yang masih memiliki pandangan perbedaan etis, sehingga dapat menjauhkan antara individu satu dengan yang lainnya yang disebut dengan pemisahan fungsional, setelah itu munculnya era postmodernis yang dimana Bauman memiliki pandangan bahwa sesama manusia tidak lagi menjadi objek, melainkan dapat menjadi subjek sehingga muncul yang namanya subyektivisme.

Menurut Bauman postmodernisme dipandang sebagai modernitas yang memiliki makna merubah, mengganti nilai-nilai yang sudah tertanam dengan nilai-nilai yang baru.

Dalam pembahasan Bauman yang menjelaskan mengenai modernitas cair (liquid modernity) merupakan suatu gambaran tentang dunia, yang didalamnya membuat penataan baru dan belum pernah ada sebelumnya, oleh karena itu disini individu akan berhadapan dengan hal yang belum pernah dijumpai. 

Adapun liquid life merupakan aktivitas yang berada di lingkungan masyarakat modern cair, arti dari modernitas cair memiliki makna yaitu adanya proses perubahan situasi yang cepat, sehingga terciptanya keinginan mempersatukan beberapa kelompok masyarakat yang menjadi kebiasaan. 

Modernitas hanyalah sebuah kata yang tidak dapat dijelaskan baik dan buruk dari makna kata tersebut, modernitas sebagai salah satu ciri khas dari ilmu sosiologi yang didalamnya memiliki perbedaan dengan modernisme atau postmodernisme yang biasanya dipertemukan individu yang memiliki tujuan yang sama dengan berbagai macam bentuk kultur dan etnis, dan modenitas ini juga menjelaskan macam-macam bentuk dari kehidupan manusia.

Selanjutnya Bauman juga memiliki pandangan bentuk masyarakat terbagi menjadi dua yaitu terstruktur yang didalamnya terdapat masyarakat atau sosialisasi dan anti struktur yang didalamnya terdapat komunitas atau sosialisasi. 

Adapun ciri-ciri dari struktur yakni: heterogenitas, tidak setara, perbedaan status dan adanya sistem tata nama atau nomen kaltur, ciri-ciri ini muncul berdasarkan klasifikasi dan diferensiasi, yang kemudian membentuk sekumpulan masyarakat yang elite dan massa, dan yang meliputi kategori massa yaitu: ras inferior, orang miskin dan bodoh, wanita. 

Dengan sosialisasi dapat merubah sifat moralitas menjadi rasional, sedangkan anti struktur yaitu memiliki ciri-ciri homogenitas, kesetaraan, ketiadaan status dan anonym, dan anonym disini memiliki arti mempunyai tujuan pada diri sendiri, dan truktur dan anti struktur disini memiliki perbedaan makna.

Lalu Bauman juga memberikan penjelasan mengenai kehidupan yang Ambivalen yaitu tidak memiliki nilai yang pasti dan memasukan objek atau peristiwa lebih dari satu kategori, dalam ambivalen ini terdapat adanya pengklasifikasian melalui inklusi maupun eksklusi, dan biasanya terjadi dengan adanya kekerasan ataupun paksaan. 

Dalam fenomena moral dapat dikatakan inheren "non-rasional" yang dimana moralitas memiliki sifat aporetik dan tidak bisa diuniversalkan. Pada sebuah karya yang berjudul "Life in Fragments" yang berisikan bahwa kehidupan masyarakat sangat beragam, sehingga tidak dapat diatur dengan melalui nilai moral yang rasional dan universal, oleh karena itu moralitas perlu dikeluarkan dari sifat paksaan dan sebaiknya dialihkan kepada individu untuk bertanggung jawab.

Selain itu munculnya the stranger atau orang asing, dalam orang asing ini memiliki makna bahwa merupakan orang yang tidak dianggap dalam tatanan kehidupan sosial, dan orang asing hanya dimaknai dekat secara fisik tetapi jauh dari spiritual, kehadiran dan perginya orang asing hanya sebagai tatanan yang berarti akhir dari normalitas dan stabilitas pada masyarakat. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan elemen terpenting dari rasionalitas, dengan adanya teknologi dapat membuat manusia menjadi dominan dan dapat menata sendiri, bahkan manusia dapat dijadikan objek dari  teknologi tersebut. 

Bauman juga mengatakan bahwa dengan munculnya teknologi dapat menjadi sumber untuk memunculkan adanya ruang-ruang terhadap homo ludens atau para penjudi, homo oeconomicus atau para pengusaha, dan homo entailsntalis atau kaum hedonis. Bauman melihat moral individu terlihat jelas diantara individu yang menjadi korban teknologi, meskipun kecanggihan teknologi ini tidak selalu bernilai positif tetapi juga memiliki nilai negatif.

Pembahasan selanjutnya yaitu reproduksi sosial dalam iklan, yang dimana masyarakat modern menjadi individu yang dapat menikmati produksi dan konsumsi atas kemajuan dari perkembangan zaman, tidak lagi menjadi sarana tetapi menjadi metode dalam pembangunan citra sosial. 

Iklan dapat dijadikan sebagai media individu untuk mengatur gaya hidup, seperti contoh: pakaian, makanan, bahasa dan lainnya, sampai individu yang berada diiklan tersebut selain menjadi contoh dapat ditiru bagi individu lain yang melihatnya, sedangkan iklan yang ada di masyarakat konsumen dapat dijadikan ajang untuk menarik individu untuk membeli sebuah produk yang ditawarkan dalam iklan tersebut guna membangun citra.

Menurut Zygmunt Bauman (1989, 1991) mengatakan bahwa Holocaust merupakan suatu cara untuk memusnahkan sistematis kapada masyarakat Yahudi dan Nazi. Kemudian disini Holocaust dijadikan sebagai paradigma rasionalitas birokrasi modern. 

Pelaku Holocaust menjadikan birokrasi sebagai alat  utama yang digunakan, dengan begitu penyebab munculnya Holocaust yaitu karena adanya sistem rasional formal yang masih hadir sampai saat ini, seperti adanya McDonaldisasi yang serta-merta tidak hanya sebagai sistem rasional formal, tetapi juga sebagai sistem yang selalu berkembang dengan dramatis, jadi dapat disimpulkan menurut Bauman segala situasi yang ada didunia modern akan menjadi suatu ketakutan terbesar, jika masalah itu lebih daripada Holocaust. 

Bauman juga mengatakan bahwa Holocaust adalah hal yang lazim yang memiliki arti bahwa semua itu berjalan sesuai dengan peradaban yang sedang dilalui, jadi dapat ditegaskan kembali Bauman memandang Holocaust sebagai sebuah produk dari modernitas, tidak seperti sebagaimana pandangan orang lain dalam menilainya, Bauman menyatakan bahwa tanpa adanya modernitas dan rasionalitas tentu Holocaust tidak mungkin akan terjadi.

Bauman juga mengatakan bahwa Holocaust tidak hanya akibat dari rasionalitas tetapi juga berasal dari birokrasi rasional modern, Bauman tidak memandang birokrasi sebagai alat netral yang dipergunakan untuk tujuan apapun, tetapi birokrasi dapat digunakan untuk menerapkan hal-hal yang tidak manusiawi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun