Mohon tunggu...
Nurlita Muthia Azzahra
Nurlita Muthia Azzahra Mohon Tunggu... Mahasiswa

Hobby Travelling

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bahasa Gaul Sebagai Simbol Identitas: Memahami Cara Generasi Muda Berkomunikasi

25 April 2025   18:01 Diperbarui: 25 April 2025   18:01 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Di era digital yang semakin berkembang, komunikasi antar individu, terutama di kalangan generasi muda, mengalami perubahan besar. Salah satu perubahan yang cukup berpengaruh adalah munculnya bahasa gaul yang kini menjadi bagian tak terpisahkan dari cara mereka berinteraksi. Bahasa gaul, yang sering dianggap sebagai bahasa "informal" atau "santai," tidak hanya berfungsi sebagai alat untuk berkomunikasi, tetapi juga sebagai simbol identitas bagi generasi muda. Artikel ini akan membahas lebih dalam tentang bagaimana bahasa gaul berfungsi sebagai simbol identitas, serta pengaruhnya terhadap cara generasi muda berkomunikasi di dunia yang serba digital ini.

Apa Itu Bahasa Gaul?

Sebelum membahas lebih lanjut, mari kita mulai dengan mendefinisikan apa itu bahasa gaul. Secara sederhana, bahasa gaul adalah bahasa yang digunakan dalam percakapan sehari-hari, terutama oleh kalangan muda, yang cenderung lebih santai, tidak baku, dan sering kali kreatif. Bahasa gaul tidak hanya terdiri dari kosakata yang sudah dikenal, tetapi juga merupakan bentuk pengolahan bahasa yang meminjam kata dari berbagai bahasa, mengubah arti kata, atau menciptakan istilah baru.

Contoh kata-kata bahasa gaul yang sering digunakan adalah "baper" (bawa perasaan), "gebetan" (orang yang disukai), atau "cabe-cabean" (sebutan untuk gadis remaja yang suka tampil modis). Selain itu, bahasa gaul juga sering menggunakan singkatan atau perubahan dalam struktur kalimat yang lebih ringkas dan mudah dimengerti. Kata-kata seperti "LOL," "YOLO," atau "gas pol" menjadi bagian dari bahasa sehari-hari di kalangan anak muda.

Bahasa Gaul Sebagai Pembentuk Identitas

Bahasa adalah salah satu cara kita untuk mengungkapkan siapa diri kita. Dalam hal ini, bahasa gaul berfungsi sebagai simbol identitas bagi generasi muda. Ketika seseorang menggunakan bahasa gaul, ia tidak hanya berkomunikasi, tetapi juga menunjukkan kepada orang lain bahwa ia adalah bagian dari suatu kelompok sosial atau budaya tertentu. Ini sangat jelas terlihat di dunia media sosial, di mana bahasa gaul sering digunakan untuk memperkuat hubungan seseorang dengan kelompok teman, tren, atau subkultur tertentu.

Sebagai contoh, generasi muda yang menggunakan bahasa gaul di media sosial seperti Instagram, Twitter, atau TikTok akan merasa lebih "terhubung" dengan teman-temannya yang juga menggunakan bahasa serupa. Mereka berbagi cara berkomunikasi yang sama, dan ini menciptakan perasaan kebersamaan dan kesamaan. Bahasa gaul juga bisa mencerminkan sikap atau pandangan hidup seseorang. Misalnya, seseorang yang sering menggunakan istilah seperti "stay positif" atau "chill" menunjukkan sikap yang lebih santai atau optimis terhadap kehidupan.

Namun, bahasa gaul juga bisa menjadi cara untuk memperlihatkan status. Penggunaan kata-kata tertentu yang sedang tren dapat menunjukkan bahwa seseorang "up to date" atau tidak ketinggalan zaman. Hal ini sangat penting, terutama di kalangan remaja dan anak muda, di mana penampilan dan tren sangat mempengaruhi cara mereka dipandang oleh teman sebaya. Bahasa gaul menjadi semacam "kode sosial" yang mengikat kelompok tertentu dan membuat mereka merasa lebih eksklusif atau berbeda dari kelompok lain yang tidak menggunakan bahasa serupa.

Pengaruh Dunia Digital Terhadap Bahasa Gaul

Perkembangan teknologi digital dan media sosial memainkan peran besar dalam penyebaran bahasa gaul. Di platform seperti Instagram, TikTok, Twitter, dan WhatsApp, bahasa gaul berkembang dengan sangat cepat. Hal ini terjadi karena media sosial memungkinkan setiap orang untuk berinteraksi secara langsung dan cepat, serta menyebarkan istilah-istilah baru kepada ribuan bahkan jutaan orang dalam waktu singkat.

Setiap hari, kita melihat kata-kata baru muncul dalam percakapan di dunia maya, dari meme hingga tren viral. Misalnya, istilah seperti "vibes" (suasana hati), "clout" (pengaruh sosial), atau "drama" (masalah atau konflik) menjadi kata-kata yang sering digunakan oleh generasi muda di media sosial. Mereka tidak hanya menggunakan kata-kata ini untuk berkomunikasi, tetapi juga untuk menunjukkan siapa diri mereka dan apa yang mereka anggap penting.

Dalam dunia digital, penggunaan bahasa gaul juga mengarah pada penciptaan subkultur yang lebih beragam. Anak muda di berbagai belahan dunia saling mempengaruhi satu sama lain, dan istilah-istilah baru yang muncul sering kali menyebar melintasi batas geografis dan budaya. Misalnya, kata-kata bahasa gaul dari luar negeri, seperti "YOLO" (You Only Live Once) atau "FOMO" (Fear of Missing Out), telah diadopsi oleh generasi muda Indonesia dan menjadi bagian dari bahasa sehari-hari mereka.

Bahasa gaul yang berkembang di dunia digital memungkinkan para penggunanya untuk membentuk identitas yang lebih fleksibel dan dinamis. Dengan mengadopsi istilah-istilah populer dari berbagai tempat, mereka tidak hanya menunjukkan hubungan dengan kelompok tertentu, tetapi juga membentuk identitas yang lebih global.

Bahasa Gaul dan Tantangan Sosial

Meskipun bahasa gaul menawarkan banyak manfaat dalam hal komunikasi dan pembentukan identitas, penggunaan bahasa ini juga membawa tantangan tersendiri. Salah satu tantangan terbesar adalah perbedaan persepsi antara generasi yang lebih tua dan generasi muda. Orang yang lebih tua, seperti orang tua, guru, atau atasan di tempat kerja, mungkin tidak sepenuhnya memahami istilah-istilah dalam bahasa gaul. Hal ini bisa menimbulkan kesenjangan komunikasi antara kedua kelompok ini.

Di dunia pendidikan atau tempat kerja, penggunaan bahasa gaul juga bisa dipandang kurang formal atau kurang sopan. Misalnya, seorang siswa yang menggunakan bahasa gaul di dalam kelas atau seorang karyawan yang berbicara dengan bahasa gaul dalam rapat bisnis bisa dianggap tidak profesional atau tidak serius. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun bahasa gaul sangat populer di kalangan generasi muda, situasi dan konten komunikasi tetap mempengaruhi apakah bahasa gaul bisa diterima atau tidak.

Selain itu, karena bahasa gaul sangat bergantung pada tren dan dinamika sosial yang berubah dengan cepat, bahasa ini bisa terasa cepat ketinggalan zaman. Istilah yang sedang tren hari ini bisa dengan cepat digantikan oleh istilah baru yang lebih segar, sehingga membuat beberapa orang merasa kesulitan mengikuti perkembangan bahasa gaul ini.

Kesimpulan

Bahasa gaul bukan hanya sekadar tren komunikasi yang muncul seiring perkembangan zaman, tetapi juga merupakan cerminan dari identitas generasi muda yang dinamis dan kreatif. Sebagai alat untuk berinteraksi, bahasa gaul memungkinkan mereka membangun ikatan sosial yang kuat, mengekspresikan diri, serta menandakan hubungan mereka dengan kelompok atau budaya tertentu.

Di dunia yang semakin terhubung melalui teknologi digital, bahasa gaul tumbuh pesat, mempengaruhi cara kita berkomunikasi, dan bahkan menciptakan subkultur yang baru. Namun, kita juga harus memahami bahwa penggunaan bahasa gaul, meskipun efektif dalam banyak situasi, memerlukan pertimbangan dalam konteks formal atau profesional. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk bisa menyeimbangkan penggunaan bahasa gaul dengan pemahaman akan norma-norma komunikasi yang ada.

Sebagai generasi yang hidup di tengah perubahan sosial dan teknologi yang cepat, marilah kita tetap terbuka dan menghargai keberagaman bahasa yang ada, sambil menjaga agar bahasa tetap menjadi alat yang efektif untuk membangun pemahaman dan mempererat hubungan antar individu. Bahasa gaul adalah bagian dari evolusi budaya yang menggambarkan siapa kita, namun kita tetap perlu bijak dalam menggunakannya sesuai dengan situasi dan tujuan komunikasi kita.

Daftar Pustaka

Anderson, C. A., & Dill, K. E. (2000). Video games and aggressive thoughts, feelings, and behavior in the laboratory and in life. Journal of Personality and Social Psychology, 78(4), 772--790. https://doi.org/10.1037/0022-3514.78.4.772.

Rahardi, R. A. (2011). Sosiolinguistik: Pengantar Pemahaman Bahasa dalam Masyarakat. Graha Ilmu.

Rosmaini, R., Siahaan, B. M. G., Enjelika, T. N., Purba, M. br., & Simangunsong, I. (2023). Pengaruh Bahasa Gaul pada Kalangan Remaja di Indonesia. Jurnal Pendidikan Tambusai, 7(2), 16728--16736.

Wulandari, D. Z. (2024). Analisis Plesetan Bahasa Gaul dalam Interaksi Sosial Remaja di Media Sosial. Jurnal Pendidikan Inovatif, 6(2), 1238--1245.

Runimeirati, R. (2021). Penggunaan Bahasa Gaul Remaja di Media Sosial Instagram sebagai Ekspresi Diri. DEIKTIS: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, 4(3), 851--860.  

Kezia Silaban, T., Herawati Siagian, H., Agustina Sigiro, R., Nababan, S., & Febriani Sipayung, T. (2023). Analisis Pengaruh Bahasa Gaul pada Media Sosial terhadap Kemurnian Bahasa Indonesia. JIP: Jurnal Ilmu Pendidikan, 11(2), 523--530.

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun