Mohon tunggu...
Nur Latipah
Nur Latipah Mohon Tunggu... Lainnya - Do the best "Laa tahzan in'nallaha ma'ana"

Saya suka mengeksplor dan belajar hal-hal baru, serta butuh kerja keras untuk menggapai tujuan kita.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hujan Rindu

8 Juni 2020   15:00 Diperbarui: 8 Juni 2020   15:00 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pada siapakah kita berharap?

Pada apakah kita bersandar?

Tatkala mengeringlah sudah air yang membanjiri pipi ini

Tak mampu aku berkata

Pada apa dan siapa diri ini berkeluh kesah

Mampukah kamu?

Menjadikan ku satu-satunya tempat yang kamu harapkan dan rindukan?

Menjadikan ku satu-satunya tempat pengharapan-mu

Bukan

Bukan 

Bukan kamu

Bukan kamu yang ku maksud

Bukan kamu pula yang menjelma sebagai pangeran bak malaikat

Aku rindu..... Dia

Dia yang keberadaannya tak ku ketahui

Dia yang kasih sayangnya luar biasa

Dia yang menurunkan hujan tatkala langit yang cerah, berubah menjadi kelabu

Dia yang kekuasaannya meliputi langit dan bumi serta dengan seisinya

Aku rindu pada-Mu yaa rabb

Pencipta diriku dan alam semesta ini

Hujan..... Terima kasih

Kau mampu membuatku ingat Rabb-ku

Kau membuatku tak ragu harus pada siapa lagi aku berpegang

Selain pada Rabb pencipta aku dan segala isinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun