Bahan pangan adalah sumber bahan makanan yang berasal dari tumbuhan dan hewan, dikonsumsi manusia untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuhnya. Bahan pangan merupakan kebutuhan primer manusia selain sandang dan papan.
Di antara kebutuhan primer tersebut kebutuhan akan bahan pangan nomor satu (sangat pokok). Setiap hari manusia harus makan. Dan untuk memenuhi kebutuhan akan makan adalah bahan pangan.
Bahan pangan yang berasal dari tumbuhan, contohnya tahu, tempe, tepung-tepungan, gula, minyak goreng, sayur mayur, buah-buahan dsb. Selain bahan pangan yang berasal dari tumbuhan, banyak bahan pangan yang berasal dari hewan terutama untuk memenuhi kebutuhan protein dan lemak bagi manusia, di antaranya: daging sapi, daging kerbau, daging ayam, ikan mas, ikan mujair, ikan bandeng, ikan patin, cumi-cumi, udang, telur dsb.
Harga bahan pangan tersebut selalu mengalami kenaikan yang signifikan dan selalu dikeluhkan masyarakat terutama ibu-ibu apabila menjelang hari-hari istimewa, seperti menjelang tahun baru Masehi, menjelang awal Ramadan, menjelang hari-hari raya, IdulFitri, IdulAdha, Hari Natal, Hari Waisak, Hari Nyepi, Imlek dsb. Itu sudah bisa dipastikan menjelang hari-hari tersebut harga-harga bahan pangan melambung.
Bagaimana harga-harga bahan pangan pada situasi seperti ini? Harga pangan pada masa Ramadan dan wabah covid 19? Ini menjadi sesuatu yang menjadikan kita deg-degan karena harga-harga bahan pangan melambung.
Banyak masyarakat yang menjerit terutama masyarakat yang terdampak pandemi secara ekonomi. Masyarakat menengah ke bawah, kenaikan harga bahan tersebut sangat berarti, sangat terasa, berbeda dengan golongan masyarakat yang tabungannya masih banyak dan penghasilannya masih ada. Semua ini dikhawatirkan oleh berbagai pihak.
Sebelum Ramadan dan bencana ini datang, ada beberapa bahan pangan yang sudah mencuri start naik lebih dulu, yaitu menjelang tahun baru. Bahan pangan tersebut adalah bawang putih. Bawang putih adalah bahan masakan yang diperlukan juga di samping bawang merah. Dan tentunya ada beberapa bahan pangan yang harganya naik menjelang tahun baru.
Tidak beberapa lama kemudian bawang merah harganya ikut menyesuakan diri dengan bawang putih, sama-sama harganya lumayan mahal. Tapi Si Putih dan Si Merah karena dipakainya hanya sedikit untuk rumah tangga, kurang terasa kenaikannya. Satu kilogram saja ini awet. Untuk menyiasatinya penggunaan keduanya dikurangi.
Harga-harga bahan pangan di mini market atau di pasar tradisional di sekitar tempat tinggal saya, menurut saya masih bisa diajak kompromi. Ada kenaikan di berbagai bahan pangan tetapi naiknya sedikit saja. Ada beberapa kenaikan yang signifikan. Bahan pangan yang berasal dari hewan mulai hari pertama Ramadan sampai hari keenam harganya bervariasi: harga telur Rp28.000,00/kg, harga daging sapi Rp130.000,00/kg, daging ayam Rp48.000,00/ekor, ikan mas Rp33.000,00/kg, ikan patin 35.000,00/kg.
Harga bahan pangan yang berasal dari tumbuhan juga mengalami kenaikan tetapi kenaikannya normal saja. Harga tahu di pedagang sayur Bandung biasa 1 bungkus berisi 10 tahu Rp7.000,00 sekarang bulan Ramadan Rp10.000,00/bungkus.Â
Harga jeruk biasa Rp15.000/kg sekarang Rp20.000/kg. Harga pisang tidak mengalami kenaikan karena stoknya banyak. Begitu pun harga sayuran mengalami kenaikan tidak seperti biasa tetapi itu masih bisa diatasi.
Bagaimana dengan gula pasir? Yang sudah lama menghilang? Menurut informasi para pedagang menjual gula pasir rata-rata Rp18.000,00/kg lebih tinggi dibandingkan HET yang dikeluarkan pemerintah Rp12.500,00/kg. Gula putih bisa diakali ketika menghilang yaitu menggantinya dengan gula merah yang masih banyak di pasaran.
Harga beras tidak mengalami kenaikan yang berarti, masih stabil. Ini karena Karawang kota lumbung padi. Stoknya cukup banyak.
Harga-harga bahan pangan di mini market depan rumah? Itu juga harganya cukup stabil kadang-kadang ada diskon-diskon. Untuk kepentingan yang mendadak saya suka beli di mini market itu. Pasar teradisional juga cukup dekat, itu untuk membeli pangan seperti sayuran dan ikan-ikan. Sedangkan untuk pangan yang awet di mini market saja karena dekat rumah untuk mengurangi resiko covid 19.
Minyak goreng kemasan kebutuhan yang cukup penting harganya juga masih tetap terjaga. Minyak ini harganya sekitar Rp23.000,00 sampai Rp25.000,00/2 liter tergantung merk. Begitu juga dengan kue-kue kering atau snack-snack harganya masih harga damai, tidak terlalu mengkhawatirkan. Susu-susu kemasan dan minuman kemasan juga sama harganya cenderung stabil.
Ada satu barang yang masih langka yaitu vitamin C. Sudah beberapa minggu menghilang tetapi jangan takut itu bisa diganti dengan sayur-sayuran atau buah-buahan lebih alami dan fresh. Kita cari bahan pangan yang masih ada di pasaran dan harganya masih terjangkau oleh dompet kita.
Nah, walaupun harga-harga bahan pangan tersebut masih bisa dijangkau kita harus tetap bisa mengelola keuangan di masa sulit ini karena kita tidak tahu pandemi ini kapan berakhir. Dahulukan bahan --bahan pangan yang sangat dibutuhkan. Jangan membeli bahan pangan yang kurang dibutuhkan.Â
Cari alternatif pengganti bahan pangan yang langka ataupun mahal. Berhemat penggunaan bahan pangan. Kita harus membeli bahan pangan yang sehat dan menyehatkan. 4 sehat 5 sempurna.Â
Supaya imun kita meningkat dan mudah-mudahan kita terhindar dari virus corona. Belanjalah untuk 2-3 hari ke depan. Jangan memborong makanan kering karena ketakutan. Tetap menjalani hidup secara normal. Dan satu lagi kita harus tetap berbagi, berbagi kepada orang yang membutuhkan.
Mudah-mudahan harga bahan pangan di daerah lain tidak mengalami kenaikan yang signifikan sama dengan di daerah saya. Kita jaga bersama kestabilan ekonomi negara kita tercinta Indonesia. Mudah-mudahan pula wabah ini segera berlalu. Kita akan segera menjalani kehidupan ini secara normal.
