Mohon tunggu...
Nurkhasanah
Nurkhasanah Mohon Tunggu... Guru - Ketua Aliansi Mahasiswa dan Milenial Indonesia (AMMI)
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mewakili Suara Milenial Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Money

Tingginya Pertumbuhan Papua Bantu Dongkrak Perekonomian Nasional

26 November 2021   17:36 Diperbarui: 26 November 2021   17:46 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp


JAKARTA--- Jika saat ini masih ada orang yang menyepelekan Papua, baik wilayah maupun warganya, bisa dipastikan itu orang laiknya katak di bawah tempurung. Istilah milenialsnya kupdet, alias kurang apdet.  Lebih jauh, orang tersebut pasti mengalami kondisi 'kurang literasi', alias kuper karena jarang membaca.

Bagaimana mungkin ia bisa menyepelekan Papua dan berpikir Papua masih merupakan wilayah terbelakang dengan warga yang juga belum semaju saudara-saudara sebangsanya di kawasan barat Indonesia?

Asal tahu saja, Papua yang mungkin sempat dipandang sebelah mata oleh mereka yang berpikiran picik, pada triwulan ke-3 tahun ini justru mengalami pertumbuhan tertinggi di Indonesia, bersama Sulawesi Selatan, dengan angka pertumbuhan ekonomi mencapai 14,54 persen. Sementara angka pertumbuhan ekonomi nasional hanya berada pada kisaran 3,51 persen, karena pandemi yang banyak membatasi.

Wajar bila Kepala Perwakilan Bank Indonesia Papua, Naek Tigor Sinaga, mengatakan ekonomi Papua telah menjadi katup pengaman pertumbuhan ekonomi nasional, dengan peran potensial yang akan lebih berdaya lagi ke depan. "Itu artinya, Papua telah dan akan terus menjadi dewa penyelamat ekonomi nasional,"kata Naek, optimistis.

Peningkatan perekonomian Papua tersebut tidak bisa dilepaskan dari suksesnya penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX dan Peparnas, selain peningkatan sector usaha pertambangan. Secara statistika, penyelenggaraan PON XX di Bumi Cenderawasih itu tekah membawa peningkatan produk domestik regional bruto (PDRB) sebesar Rp 950 miliar hingga Rp 1,5 triliun, atau  0,7 hingga 1,10 persen Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) 2020.

Dari semua itu, sektor yang mengalami peningkatan terbesar adalah sektor konstruksi dengan peningkatan Rp778 miliar-Rp926 miliar atau 4,2-5,0 persen. Wajar, karena dengan adanya PON maka Papua memiliki stadion yang tergolong salah satu stadion terbesar dan termegah di kawasan Pasific. Penulis masih ingat pernyataan antusias Staf Khusus Presiden dari kalangan milenials, Billy Mambrasar, beberapa waktu lalu terkait hal itu.

"Kini terbukti sudah bahwa pemerintah Presiden Jokowi tidak pernah menganaktirikan warga dan wilayah timur Indonesia, terutama Papua," kata Billy. "Untuk menjamin sukses PON, pemerintah pusat dan Pemprov Papua telah membangun fasilitas yang tidak setengah hati. Lihat saja Stadion Lukas Enembe. Itu kompleks olahraga modern besar di atas lahan seluas 14 hektare, dan merupakan salah satu stadion terbesar dan termegah di kawasan Pasific,"kata Billy. Ia menunjuk bahwa di stadion tersebut tribun penontonnya memiliki 40 ribu tempat duduk single seat seperti halnya stadion-stadion besar kelas dunia.

Belum lagi aneka bangunan lainnya yang dibangun pemerintah senyampang PON, yang kini menjadi milik dan kebanggaan warga Papua.

Dampak ekonomi PON bahkan langsung dirasakan para pelaku usaha dan masyarakat umum. Sektor Perdagangan Besar dan Eceran segera merasakan dampak positifnya, tercermin pada peningkatan Indeks Keyakinan Konsumen ke level 142, meningkat dari 124 pada triwulan II-2021.  Belum lagi sekian banyak usaha kecil-menengah (UMKM) yang turut berpartisipasi, yang diprakirakan turut mengalami peningkatan omzet hingga 60 persen.

Sektor perdagangan ini diprakirakan mengalami peningkatan sebesar Rp 52 miliar--Rp 105 miliar, sementara sektor transportasi dan pergudangan diperkirakan mengalami peningkatan sebesar Rp 71 miliar-Rp 110 miliar atau 1,94 persen secara tahunan (yoy).
Sementara kontribusi sektor andalan Papua, yakni sektor pertambangan, mencapai 54,6 persen. Sementara PON dinilai banyak kalangan sebagai momentum pemulihan sektor non tambang.

Digitalisasi
Yang lebih menggembirakan, pertumbuhan ekonomi Papua juga bergerak seiring digitalisasi yang kian menunjukkan kemajuan pesat. Namun menurut Naek, semua masih harus terus didorong untuk lebih optimal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun