"Nggak Ma, aku serius. Jika semua ini sudah takdir, mengapa aku harus menolaknya?" jawab Adiz pasti, membuat mama semakin terbengong. Tapi sedetik kemudian ia sibuk menelepon papa, lalu papa pun menghubungi si Tuan Purnomo itu.Â
Ah, bagaimanapun, ridho orang tua adalah ridha Tuhan juga. Dari situlah Adiz semakin kuat mengambil keputusan untuk menerima lelaki itu. Akan kujalani takdir ini dengan penuh syukur, ungkap Adiz dalam hatinya.
Ampuni aku, ya Tuhan. Terlalu gegabah pernah kukatakan, jika semua ini soal cinta dan rasa, aku tak keberatan menebus nyawa sebagai kifaratnya. Engkau tunjukkan kebesaranmu. Aku teramat kecil dan sangat tak patut menantang takdir. Astaghfirullah al-'azim.