Part 7
"Ya ampun, Kak, kenapa baru nelepon sih?" semprot Yumna saat Karina menghubunginya.
"Yum," potong Karina.
"Kan udah kubilang, kalau pergi tuh bilang. Ibu kuatir banget tauk. Â Anak-anak juga dari tadi nanyain mulu." Gadis itu kelihatan kesal tanpa mengetahui keadaan Karina yang sebenarnya.
Tak lama Karina mendengar suara Ibu. Hampir saja ia menangis, tapi dikuatkannya hati.
"Maaf, Bu. Karina lupa tadi ada lemburan sebentar." Kristal bening tak mampu ia tahan mengalir dari sudut mata, membohongi ibu padahal baru saja terjadi hal yang sangat memukul jiwa.
Sesampai di rumah, Karina lantas menyapa ibu dan dua anaknya yang masih menonton televisi.Â
Kemudian ia pamit masuk kamar, menjenguk si bungsu yang sudah tidur, dengan alasan capek. Sebelumnya, ia sempat membisikkan sesuatu pada adiknya.
"Yum, ke kamar sebentar." Ia berbisik begitu agar tak terdengar ibu.
Di kamar, Karina mengatakan semua yang terjadi kepadanya barusan. Yumna mendengarkan semua penuturan Karina. Tak ada yang disembunyikan lagi karena hanya Yumna tempat berbagi.Â
Gadis itu memandang kakaknya dengan iba kemudian berjanji tak akan memberitahukan hal tersebut kepada wanita yang telah melahirkan mereka.