"Mas bisa nggak?" tanya perempuan itu.
"Wah mudah kok ini," sahut pria itu yang lantas menarik kursi dan duduk di sisi Karina.
Sejenak mereka terlibat dalam perbincangan mengenai file, grafik, drive, menyimpan, memindahkan, dan sebagainya. Karina menyimak baik-baik semua arahan Angga. Ternyata lelaki itu sangat mahir soal komputer. Tak heran, ternyata ia lulusan S.1 programming komputer.
"Bagaimana, gampang 'kan?" tanya lelaki itu.
"Ya ya ya. Aku masih belum familiar dengan program komputer versi terbaru."
"Setiap tahun, bahkan setiap bulan selalu saja luncur pembaruan. Tapi nggak jauh-jauh kok bedanya," timpal Angga.
"Makasih ya, Mas."
"Makanya, kalau punya kesulitan bagi-bagi. Saya bersedia kok menampung. Jangan disimpan sendiri saja."
Modus nih, batin Karina. Tapi tak apalah, keterampilan laki-laki ini di bidang komputer sangat membantu pekerjaannya.Â
"Makan dulu yuk. Saya laper." Laki-laki itu lantas membuka bungkus gado-gado miliknya dan bahkan tanpa sungkan-sungkan membukakan milik Karina.
Entah pengaruh angin apa, Karina menurut. Sambil menikmati gado-gado gratisan, ia juga menikmati cara cowok itu berbicara. Tampak lugas, apa adanya, dan tak canggung melakukan apa pun.Â