Abstrak
Gerakan fundamentalisme agama merupakan salah satu fenomena sosial-keagamaan yang kembali mengemuka pada era modern. Fundamentalisme muncul sebagai bentuk reaksi terhadap modernisasi, globalisasi, dan sekularisasi yang dianggap mengancam kemurnian nilai-nilai keagamaan. Penganut fundamentalisme cenderung berpegang pada pemahaman literal terhadap teks suci serta menolak interpretasi baru yang kontekstual. Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan konsep fundamentalisme agama, latar belakang kemunculannya, ciri-ciri utama, serta dampaknya terhadap kehidupan sosial dan keagamaan. Kajian ini menggunakan pendekatan deskriptif-analitis dengan menelaah pandangan para ahli dan berbagai literatur ilmiah. Hasil analisis menunjukkan bahwa fundamentalisme tidak hanya berakar pada aspek teologis, tetapi juga merupakan respons terhadap krisis identitas, ketidakadilan sosial, serta perubahan nilai akibat globalisasi. Oleh karena itu, perlu pendekatan moderat dan dialogis dalam memahami serta mengatasi dampak negatif fundamentalisme agar agama tetap menjadi sumber kedamaian, bukan sumber konflik.
Pendahuluan
Dalam beberapa dekade terakhir, istilah fundamentalisme agama sering menjadi topik perbincangan di ranah akademik maupun media massa. Fundamentalisme sering kali dikaitkan dengan sikap keagamaan yang keras, eksklusif, serta cenderung menolak perubahan sosial. Namun, fenomena ini tidak selalu harus dipandang secara negatif. Fundamentalisme pada dasarnya adalah bentuk usaha sekelompok umat beragama untuk mempertahankan kemurnian ajaran agama mereka di tengah arus globalisasi dan sekularisasi.
Secara historis, istilah fundamentalisme pertama kali muncul dalam konteks Protestanisme di Amerika Serikat pada awal abad ke-20. Gerakan ini merupakan reaksi dari kaum konservatif terhadap teologi modern dan kritik terhadap Alkitab. Mereka menolak pendekatan ilmiah dan modern dalam menafsirkan kitab suci serta menginginkan kembali kepada dasar-dasar iman yang dianggap murni. Seiring perkembangan waktu, istilah fundamentalisme meluas ke berbagai agama besar dunia seperti Islam, Hindu, Yahudi, dan Buddha, yang semuanya menunjukkan kecenderungan serupa: menolak modernitas dan mempertahankan ajaran dasar agama.
Di era modern, fundamentalisme agama berkembang pesat seiring meningkatnya ketegangan antara nilai-nilai tradisional dengan tuntutan zaman yang semakin sekuler. Fenomena ini menjadi relevan untuk dikaji karena berdampak signifikan terhadap kehidupan sosial, politik, dan keagamaan masyarakat global, termasuk Indonesia yang dikenal dengan keberagaman dan toleransi antarumat beragama.
Pembahasan
1.Pengertian Fundamentalisme Agama
Kata fundamentalisme berasal dari kata fundamental yang berarti dasar atau pokok. Dalam konteks keagamaan, fundamentalisme adalah paham yang menekankan kepatuhan total terhadap ajaran dasar agama dan menolak segala bentuk penafsiran modern.
Menurut Marty dan Appleby (1991), fundamentalisme adalah gerakan keagamaan yang muncul sebagai reaksi terhadap modernitas yang dianggap mengancam kesucian agama. Fundamentalisme menekankan ketaatan mutlak terhadap teks suci dan berupaya mengembalikan kehidupan sosial sesuai dengan prinsip-prinsip keagamaan yang dianggap asli.