Dalam upaya memperkuat kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran yang aktif, kreatif, dan kritis, dosen dari UIN Maulana Malik Ibrahim Malang menggelar pelatihan bersama guru-guru di dua madrasah berbeda: MINU Waru 1 Sidoarjo Jawa Timur dan MIS Al Falah Tambolaka, Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur.
Pelatihan ini dipandu oleh narasumber utama Ibu Nuril Nuzulia, M.Pd.I yang menyampaikan materi tentang pembelajaran membaca kritis dengan pendekatan berbasis teori dari Peter A. Facione. Teori Facione menekankan enam keterampilan berpikir kritis utama: interpretation, analysis, evaluation, inference, explanation, dan self-regulation.
Buku Zigzag: Media Sederhana, Dampak Maksimal
Salah satu inovasi menarik dalam pelatihan ini adalah penggunaan media buku zigzag. Dalam praktiknya guru diminta untuk membuat cerita dari judul yang sudah ditentukan oleh narasumber. Buku zigzag ini tidak hanya mengajak siswa membaca tetapi juga melatih mereka menyusun alur, memahami isi, dan berpikir reflektif terhadap isi cerita.
Metode ini mengaktifkan sisi kreatif siswa dan menumbuhkan keberanian dalam mengekspresikan gagasan secara tertulis maupun lisan. Guru-guru tampak antusias mencoba langsung, mulai dari membuat sketsa cerita, menentukan tokoh, hingga menulis dengan sudut pandang kritis.
Cerita Fabel dan Peta Berpikir
Pelatihan dilanjutkan dengan praktik membuat cerita fabel yang dipadukan dengan grafik organizer (peta berpikir). Dengan alat bantu visual ini guru dilatih mengajak siswa untuk mengidentifikasi elemen cerita seperti tokoh, latar, konflik, hingga pesan moral. Peta berpikir ini efektif untuk mengasah kemampuan analisis dan evaluasi siswa, dua keterampilan penting dalam literasi kritis.
Dengan menggunakan cerita fabel siswa tidak hanya memahami teks tetapi juga diajak menyusun logika cerita dan mengaitkan dengan nilai-nilai kehidupan sehari-hari seperti kejujuran, kerja sama, atau tanggung jawab.