Mendengar semua itu polisi tetap saja menghalangi kami. Akhirnya kami pun membuat barisan untuk merobohkan pagar.
"Satu..dua..tiga..Allaaaahu Akbar!!" Teriak kami.
Siapa disangka polisi malah memberikan gas air mata kepada kami, bahkan ada salah satu oknum polisi memukuli kami. Mereka memerlakukan kami seperti binatang di jalan. Seperti maling yang sudah mencuri ayam. Seperti pembunuh yang terpaksa membunuh karena membela diri. Tetapi para koruptor dibiarkan begitu saja. Sungguh tidak ada rasa kemanusiaan.
Dengan mata yang sangat perih aku berjalan ke pinggir. Aku lihat teman-teman sedang berjuang keluar dari gerombolan polisi yang tetap memukuli kami seperti buronan. Lalu aku melihat ke atas, langit terlihat mendung semendung hati kami yang selalu mengharap tanpa ada harapan