Mohon tunggu...
Nurhidayah SPd
Nurhidayah SPd Mohon Tunggu... Guru - Guru SMAN 21 Bandung

Menulis bisa mengubah dunia.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lihatlah kepada Kami!

19 Januari 2023   15:32 Diperbarui: 19 Januari 2023   15:32 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lihatlah Kepada Kami!

Oleh : Nurhidayah, S. Pd.

Siang itu hujan turun rintik-rintik. Untungnya aku sudah pulang ke rumah. Kebetulan hari ini jadwal mengajarku sedikit, hingga aku bisa pulang lebih awal. Ku lihat pekerjaan di rumah sudah selesai karena anakku yang ketiga sepulang sekolah selalu membantu membereskan pekerjaan rumah. Suasana rumah sangat hening. Anakku yang ketiga dan keempat sedang tidur, sedangkan kedua anakku yang lainnya belum pulang sekolah.

Tiba-tiba pikiranku melayang dan teringat ketika lima belas tahun yang lalu aku menginjakkan kaki di sekolah yang saat ini aku tempati. Pada waktu itu aku hanya menggantikan seorang guru yang sedang pergi naik haji. Tapi berkat rahmat dan karunia dari Allah Swt. dan juga keseriusanku dalam menjalankan tugas, akhirnya sampai hari ini aku dipercaya untuk menjadi salah satu pengajar di sekolah itu.

"Bu, untuk sementara saja Ibu mengajar di sekolah ini, lumayan untuk mencari pengalaman." Ucap salah satu wakasek kurikulum yang waktu itu menjabat.

Dengan perasaan senang seklaigus terharu aku langsung menerima tugas itu. Pada saat itu aku tidak memikirkan apa yang terjadi ke depannya. Aku tidak berpikir bagaimana nasib aku setelah nnti guru yang aku gantikan pulang. Yang aku pikirkan hanyalah, aku bisa menyambung hidupku, suamiku, dan calon anakku. Apa yang bisa diharapkan lebih dari pekerjaan suamiku yang hanya seorang guru honorer juga.

Seperti biasanya pagi-pagi sekali aku sudah bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Aku harus mempersiapkan makanan dan baju sekolah untuk anak-anakku. Anakku yang pertama sudah duduk di bangku SMA, yang kedua duduk di bangku SMP, yang ketiga duduk di bangku kelas 6 SD, dan yang terakhir duduk di bangku kelas 2 SD.

Profesi sebagai guru memanglah sangat tepat. Guru adalah profesi yang sangat mulia. Akan tetapi profesi guru tidaklah menjanjikan untuk masa depan, apalagi aku yang hanya seorang guru honorer. Semua orang juga tahu berapa upah guru honorer. Dengan penjaga sekolah pun masih besar upah mereka. Oleh karena itu, sambil mengajar aku berjualan kue ke warung-warung.

Dalam hidup ini, aku tidak pernah putus asa.  Selama nafas ini terus ada dalam hidupku aku tak akan pernah lelah untuk mencerdaskan anak bangsa, aku tak akan pernah lelah untuk menyalakan lilin-lilin masa depan mereka. Lalu apakah pemerintah masih peduli untuk menyalakan semangat kami, kaum guru honorer?

Terdengar suara teriakan dari kamar anakku, "Maaa...., kemarin guru menegurku karena aku belum beli LKS!"

Dalam hatiku berbisik, "Bukankah mencari ilmu itu tidak harus membeli KLS, siswa bisa saja meminjam buku di perpustakaan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun