lelah di banyak sisi,
rapuh di tiap sudut,
diliputi puih yang berjatuhan.Â
***
Rumahku sudah tua;
tak mungkin dibenahi lagi,Â
pun tak bisa terganti,Â
juga, tak tahu sampai kapan ia menaungi.
***
Rumahku sudah tua;Â
waktu dengannya menjadi sangat berharga,Â
inginnya ada jeda bernaung lebih lama,
biar takdir yang bergelantungan tak lebih sesak diterima.
***Â
Rumahku sudah tua;
dan diri belum bisa apa-apa,Â
masih mengekor di bahu dan kepala,Â
menambah beban yang ia kerap tutupi.Â
•••
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!