“Hehehe, abis dari pantai ini sama Dara,” jawab Dirga malu-malu.
“Yaudah sana gih mandi dulu, abis itu istirahat ya...”
“Oke mah.”
Dirga lantas pergi ke kamarnya dan langsung bergegas mandi. Selesai mandi dan sudah siap untuk beristirahat, matanya menangkap sesuatu yang sudah lama tidak ia buka. Ya, buku diary miliknya. Dirinya mulai membuka halaman demi halaman buku itu. Selesai membaca diary lamanya itu, Dirga tersenyum. Kebanyakan, tulisannya itu menceritakan tentang Dara. Dirga memang sudah lama mengagumi perempuan itu. Namun, entah mengapa dirinya tidak pernah berani untuk mengungkapkan perasaannya itu.
Selalu berada di dekat Dara, membuat hatinya terasa hangat. Dirga merasa Dara adalah wanita kedua setelah ibunya yang dapat membuat Dirga nyaman. Ditambah sifat manja Dara yang hanya ditunjukkan saat bersamanya, membuat Dirga merasa dispesialkan.
Bulan depan dirinya dan Dara akan berpisah. Dara akan melanjutkan pendidikannya ke luar negeri. Rasanya berat sekali bagi Dirga melepas Dara pergi. Waktu keberangkatannya terbilang masih lama, tetapi perasaan Dirga sudah tidak nyaman dari sekarang.
**
Tak terasa seminggu lagi waktu keberangkatan Dara ke luar negeri. Hampir sebulan ini Dirga selalu mengajak Dara pergi hanya berdua, entah itu ke perpustakaan untuk menemani Dara membaca, pergi ke taman hanya untuk duduk berdua sembari menikmati udara segar, keliling kota pada malam hari untuk melihat lampu di kota, ataupun pergi ke pantai seperti waktu itu. Hal ini Dirga lakukan untuk mengabadikan momen bersama Dara. Dirga banyak mengambil foto bersama Dara. Ia melakukan hal itu untuk ia lihat apabila dirinya sedang merindukan Dara.
“Dar, bentar lagi kamu pergi....” Ucap Dirga sendu.
“Ih, kok Dirga sedih gitu sih? Aku kan kesana buat lanjutin pendidikan aku,” jawab Dara menenangkan Dirga.
vb