Mohon tunggu...
Nur Halimah
Nur Halimah Mohon Tunggu... Mahasiswa Universitas Diponegoro

Seorang mahasiswa Sastra Indonesia Univeritas Diponegoro. Aktif menulis dan sedang menyelesaikan skripsinya di semester 8.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengupas Misteri di Balik Makna Lagu Lir-Ilir

22 Februari 2025   10:00 Diperbarui: 21 Februari 2025   13:20 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Selanjutnya pada lirik Dodotiro-dodotiro kumitir bedhah ing pinggir, Dondomono jlumatono kanggo sebo mengko sore. Kata dodotiro atau baju, dikonotasikan sebagai hati atau jiwa manusia. Hati atau jiwa yang rusak harus dijahit atau ditambal bagian tepinya. Hal ini mengartikan bahwa iman terhadap Tuhan harus tetap utuh jangan sampai rusak atau berkurang. Karena meskipun seorang sudah sadar terhadap Tuhan atau sudah bersih jiwanya, tetapi kalau kepercayaanya masih goyah, berarti belum sempurna untuk dihadapkan pada Tuhan. Kata "mengko sore" bermakna bahwa waktu untuk kembali ke Tuhan sudah dekat, karena semua manusia pastinya akan kembali kehadapan Tuhan. 

Terakhir terdapat lirik Mumpung padhang rembulane, Mumpung jembar kalangane, Yo surako....surak iyo... Lirik tersebut mempunyai arti sebagai peringatan kepada manusia untuk tidak menunda-nunda waktu memperbaiki diri, sebab sewaktu-waktu manusia bisa dipanggil kehadapan Tuhan. Selagi bulan masih menyinari bumi dan selagi waktu yang kita miliki di dunia masih banyak, segerakanlah untuk bertaubat dan memperbaiki diri. Kata surako surak iyo berarti ajakan untuk mengiyakan. Maksudnya manusia diajak untuk melakukan kebaikan dan nasehat yang sudah tertulis dalam lirik lagu tersebut. 

Selanjutnya mitos yang terdapat dalam lagu tersebut yaitu lagu lir ilir dianggap sebagai lagu yang menyadarkan manusia bahwa, manusia hidup selayaknya menanam tanaman. Apa yang kita tanam, itulah yang kita tuai. Jika kita menanam hal baik, maka kita akan mendapatkan hal baik. Sebaliknya, jika apa yg kita tanam adalah hal buruk, maka hasil yang akan kita dapatkan juga buruk. 

Simpulan pada pembahasan kali ini yaitu mengenai tiga poin utama dari analisis semiotika Roland Barthes yaitu mengenai makna denotasi, konotasi, dan mitos dalam lagu "Lir-ilir". Simbol verbal berupa syair lagu lir-ilir mengandung makna denotatif yaitu menceritakan mengenai ajakan atau pesan untuk segera melakukan suatu hal kebaikan. Kemudian makna konotasi atau makna kiasan dari lagu lir-ilir ditinjau dari sisi religiusitas bermakna sebagai pengingat kepada manusia untuk senantiasa meningkatkan keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sedangkan makna mitosnya bahwa lagu lir-ilir dianggap sebagai lagu yang menyadarkan manusia mengenai perbuatan baik. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun