PDKT alias pendekatan memang jadi fase yang seru tapi juga rawan bikin baper dan geer. Di tahap ini, banyak orang merasa "dikasih sinyal", padahal belum tentu. Sebuah survei ringan oleh Popbela (2023) menunjukkan bahwa:
73% anak muda pernah merasa baper atau geer saat didekati, tapi ternyata "bukan itu maksudnya."
Selain itu, menurut data dari Mindtera & Youthmanual (2022), lebih dari 60% anak muda Indonesia mengaku sering kesulitan membedakan antara perhatian tulus dengan sinyal PDKT.
Kenapa bisa begitu?
Karena ternyata, tiap orang memproses sinyal dan emosi secara berbeda, tergantung pada bagaimana otaknya bekerja secara dominan.
Di sinilah konsep STIFIn masuk. STIFIn adalah tools untuk mengenali "mesin kecerdasan dominan" seseorang --- seperti apakah dia lebih ke perasa, pemikir, intuitif, naluriah, atau sensorik. Nah, mesin ini sangat memengaruhi cara kita:
Membaca perhatian dari lawan jenis
Mengelola ekspektasi
Merespons "kode" saat PDKT
Dan... menghindari luka hati karena geer sendiri
1. Sensing (S) -- Rasional, realita, tapi bisa baper kalau ada sinyal kecil
Tantangan: Kamu baper bukan karena hal-hal lebay, tapi karena fakta kecil yang bikin kamu mikir, "Ini sih kode."
Tips: