Mohon tunggu...
Nur Asih Jayanti
Nur Asih Jayanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa - Freelancer // Belajar menulis // CP : menurasih@gmail.com

Senang menulis tentang Pertanian, pangan, dan lifestyle. Enjoy the moment!

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Kenali Pola Asuh Narsistik, Tidak Baik untuk Anak

9 Februari 2023   15:09 Diperbarui: 13 Februari 2023   01:42 2259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi : pexels.com - ibu dan anak senang

Sebagai contoh, orangtua narsistik memaksakan anaknya untuk mendapatkan nilai A di ujian dan jika anaknya tidak bisa maka orangtua ini akan merendahkan anaknya karena takut tidak mendapat pujian dari orang lain. 

5. Memiliki ekspektasi terlalu tinggi pada anak. Karakter narsistik ini ingin selalu terlihat lebih unggul dari pada orang lain. Memiliki ekspektasi yang terlalu tinggi tidak baik untuk perkembangan anak mereka. 

Orangtua narsistik selalu memamerkan pencapaian anaknya dan memaksa anaknya untuk bisa melebihi ekspektasi demi kebanggaan si orangtua. 

Dampak dari pola asuh narsistik ini mengakibatkan anak cenderung kaku kepada orangtua. 

Orangtua narsistik terlalu bersikap keras jika anak berbuat salah. Selain itu, orangtua tidak memahami perasaan anak dan rendahnya empati kepada anak. 

Dampak dari pola asuh narsistik akan berpengaruh dalam perkembangan kepribadian anak sehingga anak akan memiliki karakter yang mudah menyalahkan diri sendiri, kurang bisa membangun hubungan dengan orang lain, kurang memiliki kepercayaan diri, mengalami gangguan kecemasan atau stress dan ikut mengembangkan perilaku narsistik. 

Perilaku anak adalah cerminan orangtua 

Jangan sampai anak meniru karakter buruk dari orangtuanya.

Lalu sebaiknya bagaimana pola asuh anak itu?

Calon orangtua harus belajar parenting dengan benar terlebih dahulu dan terapkanlah pola asuh positif pada anak. 

Pengasuhan positif didasarkan atas kasih sayang, saling menghargai dan perlindungan hak anak sehingga terbangun hubungan hangat dan dapat menstimulasi tumbuh kembang anak secara optimal. 

Sebagai orangtua terapkanlah prinsip suportif dan menyenangkan pada anak. Jika anak berbuat salah maka nasehatilah dengan baik tanpa marah-marah pada si anak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun