Mohon tunggu...
Nur Isad Hanifah
Nur Isad Hanifah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kenaikan Harga BBM

30 Juni 2022   18:00 Diperbarui: 30 Juni 2022   18:03 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

PT Pertamina (persero) resmi menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) non-subsidi Pertamax per 1 April 2022 menjadi Rp12.500 per liter, dimana sebelumnya PT Pertamina menjual Pertamax dengan kisaran harga Rp9.000 sampai dengan Rp9.400 per liter. Kenaikan harga BBM ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:

  1. Tingginya harga minyak dunia, dimana terjadinya kenaikan harga minyak mentah di dunia juga mempengaruhi harga minyak mentah di Indonesia dari USD 95,72 per barel menjadi USD 113,50 per barel.
  2. Under supply dibanding demand yang terjadi di dalam negeri juga dapat mempengaruhi naiknya harga BBM.
  3. Adanya konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina serta pengenaan sanksi dan kegagalan infrastruktur produksi di negara penghasil minyak mentah disinyalir kuat menjadi penyebab naiknya minyak mentah di dunia.

Menurut Direktur Center of Economic and Law Studie (Celios), Bhima Yudhistira, pada Sabtu 16 April 2022 berpendapat bahwa dengan adanya kenaikan harga yang terjadi beruntun dan dalam waktu yang relatif dekat, tentu saja masyarakat kelas bawah yang paling merasakan dampaknya. Masyarakat tidak memiliki pilihan lain selain tetap mengkonsumsi (LPG dan BBM) karena itu merupakan kebutuhan utama. Sehingga hal ini akan berimbas kemana-mana termasuk naiknya angka kemiskinan. Menurut Bhima dengan kondisi tersebut pemerintah sudah seharusnya tidak hanya berhitung terkait dampak ekonomi bahwa dengan kenaikan harga maka tekanan terhadap APBN berkurang, namun pada saat yang bersamaan beban masyarakat kelas bawah akan semakin berat sehingga dapat berpotensi adanya dampak sosial.

Berikut ini merupakan beberapa dampak dari adanya kenaikan harga:

  1.  Dampak kenaikan pertamax dan harga pangan untuk keperluan distribusi dan produksi akan mempengaruhi daya beli masyarakat, dimana daya beli masyarakat akan menurun terutama pada masyarakat menengah kebawah, sehingga konsumen yang tergolong ekonomi menengah harus Menyusun kembali rencana keuangannya.

  2. Naiknya harga pertamax dapat membuat sebagian masyarakat beralih dari pertamax ke pertalite yang masih dijual dengan harga RP7.650 per liter, oleh sebab itu tidak heran jika banyak masyarakat yang mengantri untuk membeli pertalite sehingga mengakibatkan langkanya pertalite di pasaran. Menurut Fithra Faisal Hastiadi, ekonom Universitas Indonesia, dispartasi harga yang tinggi dapat memicu masyarakat yang sebenarnya bukan merupakan target subsidi, beralih ke pertalite. Kesenjangan tersebut akan membuat kebocoran, kelangkaan dan permintaan yang berlebih, karena pada akhirnya pemerintah yang harus menanggung kerugian yang dialami Pertamina.
  3. Konsumsi rumah tangga akan tergerus sehingga dapat mengurangi pembelian barang lainnya dan dikhawatirkan menghambat pertumbuhan ekonomi. Menurut Bhima Yudhistira Adhinegara, jika daya beli masyarakat menurun maka seluruh output ekonomi termasuk pengusaha juga akan terkena dampaknya. Dengan kondisi indeks keyakinan konsumen yang belum pulih akibat adanya pandemi, kenaikan harga akan semakin membebankan masyarakat. Konsumsi masyarakat merupakan indikator yang penting dalam pertumbuhan ekonomi karena konsumsi masyarakat dapat menjamin perputaran roda ekonomi disuatu negara.

  4. Menurut Abdul Manap Pulungan, Researcher, Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), dampak kenaikan harga ini terekam melalui inflasi dan perlambatan pertumbuhan ekonomi, sehingga pemulihan ekonomi akan terhambat. Kenaikan inflasi akan berdampak pada menurunnya daya beli masyarakat sehingga ekonomi masyarakat semakin terpuruk. Menurut Fithra, jika inflasi tidak dapat dikendalikan, maka kondisi ini akan mengarah ke lambatnya pertumbuhan ekonomi dibarengi dengan tingginya inflasi dan angka pengangguran.
  5. Bank Indonesia akan menaikan suku bunga untuk dapat mengurangi peredaran uang di masyarakat dan menekan laju inflasi, sehingga hal ini dapat berpengaruh pada kondisi keuangan masyarakat menengah kebawah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun