Suatu kebahagiaan tersendiri saya menjadi salah satu dari 20 peserta Danone Blogger Academy (DBA) yang diadakan di Cyber 2 Tower, Rasuna Said. Terus terang saya tidak menyangka, walaupun saya sangat berharap bisa lolos dalam seleksinya. Menjelang hari H nya, saya beberapa kali coba ngecek email. Siapa tahu saya dapat berita bagus.
Aih bukan email yang masuk, tapi handphone (HP) saya yang berdering di sore hari. Saya buru-buru angkat HP dan mbak di seberang menanyakan apakah saya mendaftar Danone Blogger Academy. Karena saya merasa melakukannya, maka saya pun mengiyakannya. Berita bagus pun terdengar dari balik sana. Disitulah kegembiraan saya mulai terpancar.
Apa pasal? Karena saya akan memperoleh ilmu tentang Tulis Menulis dan bertemu para pakar Nutrisi dan Kesehatan. Serta kami akan diajak berkunjung ke perusahaan Danone di Klaten tanggal 17 -19 November 2017. Apalagi saya pergi bersama para Blogger kece dan pemenang berbagai  lomba atau event. Siapa yang akan menolak, coba?
*****

Kegiatan DBA juga diseliling dengan Icebreaking yang dipandu oleh kawan-kawan dari Fakultas Psikologi, Atma Jaya. Tujuan utama nya adalah agar semua peserta tetap aktif, Â tidak jenuh dan tetap semangat dalam mengikuti semua rangkaian kegiatan DBA ini.
Dan satu lagi acara menjelang penutupan, yaitu merekap semua kegiatan dari pagi sampai sore. Acara ini dipandu oleh Sang Mentor, Kang Pepih. Dia berusaha menjelaskan point-point penting yang bisa diungkap oleh setiap pembicara atau nara sumber. Tentunya masing-masing peserta mempunyai hal yang specific yang menjadi point interest atau sudut pandangnya.
Begitu juga dengan saya. Saya menemukan satu hal yang paling mengena ke diri saya dan saya sudah membuktikannya. Ungkapan itu adalah Tidak ada proses instant dalam menulis, yang diucapkan oleh Kang Pepih. Kenapa saya menaruh perhatian? Bertahun-tahun sudah saya belajar menulis. Lucunya saya belum merasakan menjadi seorang penulis.
Tidak percaya? Boro-boro menjadi penulis. Lha menulisnya saja jarang dan angot-angotan. Kalau sedang males atau tidak ada mood, jangan harap saya mau atau  bisa menulis. Begitu juga kalau pikiran sedang suntuk atau capek habis  bekerja. Ampun deh, tidak ada minat sedikit pun buat menulis. Jadi saya menulis masih asal-asalan. Ups! Jadi buka kartu. Makanya kegiatan menulis sering saya tinggalkan, demi memenuhi kebutuhan ekonomi.


Saya tidak tahu bagaimana harus memulai dan membangkitkan semangat yang membara pada diri saya. Free writing pernah saya coba beberapa kali pada awal saya terjun ke dunia penulisan. Kursus menulis jarak jauh pernah juga dan menghasilkan sertifikat. Tapi semua ilmu menulis akhirnya sia-sia. Itu karena saya tidak mempraktekkannya.