Mohon tunggu...
Nuning Sapta Rahayu
Nuning Sapta Rahayu Mohon Tunggu... Guru Pendidikan Khusus/Penulis/Asesor/Narasumber

Guru Pendidikan khusus, Penulis Buku Panduan Guru Pengembangan Komunikasi Autis, aktivis pendidikan dan pecinta literasi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Paradoks Manusia: Tak Ingin Kesepian Tapi Sering Memilih Sendirian

26 Juli 2025   11:59 Diperbarui: 26 Juli 2025   11:59 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Manusia dan kesendirian (Sumber: freepik)

Aku pernah duduk di bangku taman, dikelilingi keramaian, tapi merasa sunyi tak bertuan. Aneh rasanya, menghindari sepi, namun justru menarik diri dari hiruk-pikuk. 

Barangkali, di situlah letak keanehan kita sebagai manusia: tak ingin kesepian, tapi justru sering memilih sendirian. 

Sebuah paradoks eksistensial yang sunyi tapi ramai, ramai tapi terasa kosong. Apakah kita benar-benar ingin ditemani, atau sekadar ingin dimengerti meski dalam diam?

Kesepian vs Kesendirian: Dua Hal yang Tak Sama

Banyak orang mengira bahwa kesepian dan kesendirian adalah satu paket. Padahal, keduanya berdiri di spektrum yang berbeda. 

Kesepian adalah kondisi batin, suatu perasaan hampa, terputus, tak dilihat, atau tak dianggap meski kita berada di tengah keramaian. 

Sementara kesendirian lebih sering merupakan pilihan sadar: sebuah keputusan untuk mengambil jarak dari dunia, demi menenangkan pikiran atau menata ulang diri.

Kita bisa merasa kesepian saat dikelilingi banyak orang yang tidak memahami kita. Sebaliknya, kita juga bisa menikmati kesendirian, duduk di kamar sendiri dengan hati yang penuh, karena merasa cukup dengan diri sendiri.

Mengapa Manusia Memilih Sendirian?

Banyak orang memilih menyendiri bukan karena membenci kebersamaan, tapi karena kelelahan akan ekspektasi sosial. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun