Banyak yang berpikir romantisme dalam hubungan hanya soal bunga, cokelat, dan rayuan manja. Padahal, duduk berdua membicarakan kondisi keuangan, mencicil impian, dan menyusun rencana masa depan bisa jauh lebih romantis.
Sayangnya, obrolan soal uang justru sering jadi pemicu perang dingin dalam rumah tangga. Mengapa hal sepenting itu malah jadi topik yang dihindari?
Karena belum tahu caranya. Padahal, kalau dibicarakan dengan cara yang tepat, keuangan justru bisa mempererat cinta.
Uang, Topik Sensitif yang Sering Diabaikan
Bagi sebagian besar pasangan, berbicara soal uang terasa seperti berjalan di atas ranjau. Salah sedikit, bisa meledak jadi pertengkaran. Tak heran jika banyak yang memilih diam, padahal diam bisa jadi awal masalah.
Menurut survei CNBC/Acorns tahun 2023, 44% pasangan di Amerika Serikat mengaku uang adalah sumber konflik terbesar dalam hubungan mereka lebih dari soal pekerjaan, mertua, atau urusan anak.
Di Indonesia, fenomena ini juga terasa. Banyak pasangan muda yang menikah tanpa pernah benar-benar membicarakan tabungan, utang, atau rencana keuangan jangka panjang. Padahal, menyatukan visi soal uang adalah bagian penting dari menyatukan hidup.
Kenapa Bicara Soal Duit Bisa Jadi Romantis?
Bicara uang memang tak seindah puisi, tapi justru itulah letak keintimannya. Cinta bukan cuma tentang perasaan, tapi juga tanggung jawab dan rencana hidup bersama.
Ketika dua orang duduk dan membicarakan kondisi keuangan mereka, mereka sedang menunjukkan kepercayaan, keterbukaan, dan kesediaan untuk menghadapi masa depan bersama.
Misalnya, pasangan yang mulai mencicil tabungan traveling bersama, membuka rekening bersama untuk persiapan punya anak, atau mendiskusikan prioritas pembelian rumah, sebenarnya sedang membangun jembatan ke masa depan.
Kalimat emasnya: “Duit bukan musuh cinta, justru bisa jadi pengikatnya.”
Hambatan Psikologis dan Budaya
Sayangnya, banyak orang tumbuh dalam budaya yang menganggap bicara uang itu tabu. Khususnya perempuan, sering kali diajarkan untuk tidak menanyakan penghasilan pasangan atau dianggap materialistis jika membicarakan uang terlalu awal.
Ego dan gengsi juga jadi tembok besar. Salah satu pihak takut terlihat ‘kurang mampu’, sementara yang lain merasa tak dihargai jika ditanya soal pengeluaran.
Solusi awal? Normalisasi pembicaraan keuangan. Mulai sejak masa pacaran atau awal pernikahan. Bukan untuk ‘menghakimi’, tapi agar sama-sama tahu posisi dan bisa membuat strategi bersama.
Cara Bicara Keuangan Tanpa Drama
Bicara soal uang tidak harus jadi ajang debat. Yang penting adalah cara dan waktu.
Pilih waktu yang tenang, bukan saat salah satu sedang lelah atau emosi.
Gunakan pendekatan kolaboratif. Jangan menyalahkan atau mengungkit masa lalu. Pakai bahasa “kita” alih-alih “kamu” atau “aku”.
Metode 3W bisa jadi panduan praktis:
- What we have (apa yang kita miliki)
- What we need (apa yang kita butuhkan)
- What we plan (apa yang ingin kita capai bersama)
Dengan pola ini, diskusi terasa lebih objektif dan fokus pada solusi, bukan masalah.
Tips Praktis agar Diskusi Keuangan Jadi Momen Romantis
Tak perlu suasana kaku. Cobalah ubah diskusi finansial menjadi kegiatan rutin yang menyenangkan.
Misalnya, buat jadwal bulanan bertajuk “Financial Date Night”, lengkap dengan camilan favorit dan musik lembut.
Bicarakan hal-hal kecil tapi penuh harapan:
“Kira-kira 5 tahun lagi kita tinggal di mana, ya?”
“Mau liburan ke mana tahun depan?”
“Kalau kita bisa hemat 500 ribu sebulan, kita bisa apa, ya?”
Sertakan mimpi bersama dan apresiasi pasangan. Ucapkan terima kasih saat pasangan bersikap hemat, cerdas mengatur anggaran, atau terbuka soal keuangannya.
Studi Kasus: Saat Jujur Soal Utang Menjadi Titik Balik
Lina dan Rafi, pasangan muda dari Tasikmalaya, mengaku sempat ‘dingin’ karena masalah utang yang disembunyikan.
“Aku takut bilang kalau masih ada cicilan kartu kredit. Tapi akhirnya ketahuan, dan justru setelah terbuka, kami jadi lebih kompak menyusun strategi,” ujar Lina.
Kini, mereka menjadikan akhir bulan sebagai momen evaluasi dan perencanaan keuangan sambil ngopi santai di rumah. “Sekarang malah jadi momen bonding,” tambah Rafi.
Romantis Itu Bisa Dirancang
Cinta yang sehat tidak cukup hanya dengan pelukan dan kata manis. Ia perlu ditopang oleh komunikasi yang jujur dan terbuka, termasuk soal uang.
Membicarakan keuangan tidak akan membuat cinta luntur, justru bisa menjadi fondasi kuat untuk melangkah bersama.
Dengan cara yang tepat, bicara uang bukan hanya perlu, tapi juga bisa jadi romantis.
Ingin hubungan makin kuat? Mungkin sudah waktunya bilang:
“Sayang, yuk kita bahas dompet kita malam ini.”
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI