Mohon tunggu...
Nuning Sapta Rahayu
Nuning Sapta Rahayu Mohon Tunggu... Guru Pendidikan Khusus/Penulis/Asesor/Narasumber

Guru Pendidikan khusus, Penulis Buku Panduan Guru Pengembangan Komunikasi Autis, aktivis pendidikan dan pecinta literasi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Bahagia Itu Pilihan, Bukan Pencarian: Menemukan Bahagia Dalam Pilihan-Pilihan Kecil Dalam Hidup

19 Mei 2025   15:28 Diperbarui: 19 Mei 2025   16:50 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Hidup dan Kebahagiaan (Sumber: freepik)

Bagi Frankl, manusia justru bisa menemukan makna terdalam dalam penderitaan, ketika ia memilih sikap yang benar terhadap situasi yang tidak bisa ia ubah.

Frankl tidak mencari bahagia di luar dirinya. Ia memilih sikap hidup yang bermakna, meskipun hidupnya dikepung oleh derita. Di situlah letak kebahagiaan sebagai kebebasan batin, bukan hadiah dari kondisi eksternal.

Eksistensialisme: Kebebasan untuk Memilih Bahagia

Filsafat eksistensialis mengajarkan bahwa manusia pada dasarnya adalah makhluk bebas, namun kebebasan itu sering kali membawa kecemasan. 

Sartre menyebut bahwa kita “dikutuk untuk bebas,” artinya kita tidak bisa lepas dari tanggung jawab atas pilihan hidup kita sendiri—termasuk dalam urusan bahagia.

Jika kita tidak bahagia, barangkali bukan karena dunia kejam, tetapi karena kita belum berani memilih sikap yang sejati terhadap hidup.

Menerima hidup, termasuk absurditas dan luka-lukanya, adalah langkah awal untuk membebaskan diri dan memulai penciptaan makna.

Bahagia Adalah Proyek Kesadaran

Bahagia tidak perlu dicari, sebab ia bukan benda yang hilang. Bahagia adalah proyek sadar, yang dibangun dari pemahaman diri, penerimaan realitas, dan keberanian untuk hidup otentik. 

Ketika kita berhenti menggantungkan bahagia pada dunia luar dan mulai menanamkannya dalam ruang batin yang jujur, saat itulah kita mulai benar-benar hidup.

Bahagia bukan milik mereka yang sempurna, tetapi milik mereka yang memaknai hidup dengan kejujuran dan keberanian. Maka jangan cari bahagia ke luar, karena ia justru tumbuh ketika kita menyelami ke dalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun