Studi dari Nutritional Neuroscience menyebutkan bahwa diet bebas gluten dapat membantu mengurangi masalah pencernaan dan meningkatkan fungsi kognitif pada anak autis.
Sekolah dapat mempertimbangkan menggunakan tepung bebas gluten seperti tepung almond, tepung kelapa, atau tepung beras sebagai alternatif. Selain itu, konsumsi roti dan pasta berbasis gandum juga perlu dikurangi dan menggantinya dengan alternatif bebas gluten.
Agar program MBG di SLB atau sekolah inklusif benar-benar bermanfaat tanpa menimbulkan risiko kesehatan bagi anak berkebutuhan khusus, sekolah perlu melakukan beberapa langkah strategis:
1. Menyusun Menu Berdasarkan Kebutuhan Individual
Setiap anak memiliki kebutuhan nutrisi yang berbeda. Sekolah dapat bekerja sama dengan ahli gizi dan dokter anak untuk merancang menu yang tidak hanya bergizi, tetapi juga aman bagi semua siswa.
2. Melibatkan Orang Tua dalam Perencanaan Diet
Orang tua yang telah menerapkan pola makan khusus atas rekomendasi dokter dapat berbagi informasi dengan pihak sekolah. Dengan komunikasi yang baik, menu makanan dapat lebih sesuai dengan kondisi anak.
3. Pelatihan bagi Koki dan Pengelola Kantin Sekolah
Tim dapur sekolah perlu diberikan pelatihan tentang makanan yang aman bagi anak berkebutuhan khusus, termasuk bagaimana cara mengolah dan menyajikannya dengan benar.
4. Menggunakan Bahan Makanan yang Lebih Sehat dan Alami
Menghindari bahan tambahan makanan buatan dan menggantinya dengan bahan alami dapat membantu mengurangi risiko alergi dan hiperaktivitas.