Mohon tunggu...
Nuning Listi
Nuning Listi Mohon Tunggu... Wiraswasta - ibu rumah tangga

Seorang ibu rumah tangga biasa yang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perlunya Rasa Memiliki Ideologi Pancasila

3 Oktober 2020   04:12 Diperbarui: 3 Oktober 2020   04:15 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia merupakan negara yang punya banyak kultur yang terdiri dari suku, adat, ras serta agama membutuhkan ideologi yang kuat agar tercipta cita-cita sebagai bangsa yaitu adil makmur dan berdiri tegak sebagai bangsa meredeka di tengah-tengah bangsa di dunia.

Ketidaksamaan kultur yang rentangnya sangat jauh ini (sangat beragam) memang menjadi tantangan tersendiri bagi the founding fathers, saat mereka mulai menyusun konstitusi negara yang bisa mewakili seluruh bangsa yang berbeda ini. Bayangkan saja, kultur Aceh yang sangat Islami, diberhadapkan dengan kultur Papua atau Manado yang cenderung terbuka. Atau kita berhadapan dengan kultur Jawa yang cenderung tertutup dengan partriarki yang ketat, berhadapan dengan suku Bugis atau Makassar yang egaliter dan cenderung mengabaikan partiarki.

Belum juga soal bahasa. Nusa Tengara Timur (NTT) dengan berbagai pulaunya itu punya 6-15 bahasa lokal dalam satu pulau. Begitu Juga Papua yang punya bahasa lokal yang sangat banyak dan kaya. Belum geografis dan keyakinan (agama). Setidaknya enam agama yang diakui dan banyak penganut kepercayaan yang tumbuh di Indonesia dan diakui bersama. 

Untuk bisa menjembatani itu semua bukan hal yang mudah karena ia harus lentur dan dapat membuat segala sesuatu harmoni. Hal itu sama sekali tidak mudah mengingat terdapat banyak egosentral yang tumbuh. Kita lihat Jerman atau Inggris atau beberapa bangsa di Eropa yang sangat susah menyatu karena berbeda etnis. Atau Uni Sovyet yang akhirnya memecahkan diri dan akhirnya muncul negara-negara pecahan, seperti Ukraina, Belarusia, Rusia dll. Juga Yugoslavia yang pecah menjadi beberapa negara yaitu Slovenia, Makedonia, Serbia, Montenegro, Bosnia dan Herzegovina, Kroasia, dan Kosovo.  Kita melihat di Afrika ada negara bernama Rwanda yang punya dua suku yaitu Tutsi dan Hutu yang dalam kurun waktu cukup lama saling bermusuhan bahkan saling membunuh.

Dari uraian ini setidaknya membawa kita sadar bahwa menyatukan keberagaman yang sangat banyak itu tidak mudah, dan bagi bangsa kita ; Pancasila yang kita sebagai dasar dan falsafah negara sudah terbukti dapat menyatukan semua perbedaan ini.

Berbagai aral yang datang menerpa bangsa ini, akan melemah bila berhadapan dengan Pancasila. Begitu juga ancama  dan semua usaha infiltrasi juga melenyap dengan falsafah ini. Kini kita sering berhadapan dengan ideologi transnasional yang berakar dari kultur di luar Indonesia dan ditempelkan ke salah satu agama, sehingga dengan mudah banyak mansyarakat terpengaruh.

Untuk itu perlu bagi kita untuk memperkuat rasa memiliki falsaha negara ini. Rasa memiliki itu tidak hanya sekadar tahu tapi juga meresapi dan kemudian melaksanakan sila-sila yang ada dalam Pancasila itu.  Hanya dengan itu, bangsa kita bisa kuat dan bersama-sama bisa meraih cita-cita bersama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun